Liputan6.com, Jakarta - Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) berencana menggunakan sistem buka data cekungan kilang migas potensial di Indonesia kepada para investor asing. Hal ini dilakukan untuk tingkatkan nilai investasi di bidang eksplorasi migas.
Direktur Jenderal Migas Kementerian ESDM IGN Wiratmaja Puja mengatakan, dari 100 cekungan yang ada di Indonesia, saat ini baru 30 cekungan yang dieksplorasi dan dimanfaatkan untuk tarik investor. Sementara, masih ada 70 cekungan potensial yang belum dimanfaatkan.
Menurut dia, mayoritas cekungan potensial yang belum dieksplorasi tersebut berlokasi di wilayah lautan (offshore) timur Indonesia.
Advertisement
Baca Juga
"Semoga di 70 cekungan geologi ini ditemukan cadangan besar mengandung hidrokarbon," ujar dia di Gedung Dewan Pers, Jakarta, Minggu (12/2/2017).
Wiratmaja menyatakan, untuk menggali potensi migas di lokasi tersebut membutuhkan dana dan teknologi eksplorasi yang tinggi. ‎‎Dari Analisa Dana Mitra Lingkungan memperhitungkan biaya eksplorasi offshore tersebut berkisar antara US$ 40 juta-US$ 200 juta per sumur migas.
Namun jika dilihat dari potensi, lanjut dia, sektor migas di Indonesia masih menjanjikan untuk dapat digali. Tetapi sayangnya sistem pengelolaan di Indonesia selama ini belum mendukung hal tersebut.
"Ini di Indonesia mau siapkan Permen (Peraturan Menteri) supaya wilayah survei dibuka. Jadi, mereka bisa melihat dan melakukan kajian," tandas dia.