Liputan6.com, New York - Harga emas tergelincir penguatan dolar dan kenaikan ekuitas, meski kondisi politik dan ketidakpastian ekonomi di Amerika Serikat dan Eropa
diharapkan dapat memberikan dukungan terhadap emas untuk saat ini.
Melansir laman Reuters, Selasa (14/2/2017), harga emas di pasar spot turun 0,7 persen menjadi US$ 1.225,71 per ounce. Sementara emas berjangka AS susut 0,8 persen ke posisi US$ 1.225,80 per ounce.
Baca Juga
Harga emas mengalah dari penguatan Dolar yang mencapai posisi tertinggi dalam dua minggu terhadap Yen. Ini seiring investor yang fokus lagi pada perdagangan yang mendominasi pasca berlangsungnya pemilu Presiden AS
yang dimenangkan Donald Trump pada November lalu.
Advertisement
Penguatan mata uang AS membuat komoditas berdenominasi dolar lebih mahal bagi pemegang mata uang lainnya dan berpotensi menurunkan permintaan emas.
Harga emas juga terpengaruh penguatan pasar ekuitas global dan kenaikan imbal hasil obligasi.
Di Eropa, pemilihan nasional yang berlangsung pada tahun ini, dimulai dari Belanda pada akhir Maret membuat kondisi politik yang tidak menentu.
Putaran pertama pemilihan presiden di Perancis pada bulan April, dengan kemungkinan kemenangan Marine Le Pen dari Front Nasional membangkitkan banyak ketidakpastian.
"Dukungan harga emas karena politik, salah satunya Pemilu di Perancis," kata analis Danske Bank Jens Pederson.
Le Pen telah mengguncang investor dengan menjanjikan untuk membawa Perancis keluar dari zona euro dan untuk mengadakan referendum tentang keanggotaan Uni Eropa.
"Ketidakpastian global dari AS, Eropa dan di Korea depan akan mendorong harga (emas) global yang tinggi lagi, "kata Kepala Penelitian Geofin Comtrade Ltd, Hareesh V.