Kembangkan Obat Herbal, RNI Bakal Gunakan Riset UGM

RNI dan UGM akan pengembangan tanaman herbal sebagai bahan baku pembuatan produk obat herbal oleh anak perusahaan RNI.

oleh Arthur Gideon diperbarui 18 Feb 2017, 08:02 WIB
Diterbitkan 18 Feb 2017, 08:02 WIB

Liputan6.com, Jakarta - PT Rajawali Nusantara Indonesia (Persero) atau RNI menjalin kerja sama dengan Universitas Gadjah Mada (UGM). Dalam kerja sama ini kedua belah pihak berkomitmen untuk mendorong pengembangan hasil riset peguruan tinggi agar bisa dirasakan oleh masyarakat langsung. 

Direktur Utama RNI, Didik Prasetyo mengatakan, kerja sama dengan UGM diharapkan akan terjadi pertukaran informasi dan berbagi pengalaman mengenai proses alih teknologi maupun komersialisasi hasil riset dan inovasi.

Penelitian dalam upaya menghasilkan inovasi bagi perguruan tinggi merupakan kegiatan rutin, namun tidak banyak dari hasil penelitian tersebut yang dirasakan oleh masyarakat langsung. Untuk itu tujuan dari MoU ini salah satunya adalah untuk mendorong hasil-hasil riset supaya siap dikembangkan.

Sebelumnya RNI sendiri juga telah melakukan kerjasama dengan UGM terkait jasa konsultasi pengembangan peternakan sapi impor dengan melakukan kajian kelayakan yang telah dilakukan oleh Fakultas Peternakan.

“Sebagai salah satu tindak lanjut dari MoU tersebut adalah akan dijajakinya rencana kerjasama pengembangan tanaman herbal sebagai bahan baku pembuatan produk obat herbal oleh anak perusahaan RNI di bidang Farmasi yaitu PT Phapros. Tbk serta pengembangan produk alat-alat kesehatan lainnya” ujar Didik dalam keterangan tertulis, Sabtu (18/2/2017). 

Selain dengan UGM, RNI juga memiliki program kerjasama dengan berbagai Universitas ternama yang ada di Indonesia antara lain dengan IPB Bogor dan Unpad Bandung, untuk pengembangan inovasi dan penelitian di seluruh RNI grup. Disamping itu, Secara internal RNI sudah melaksanakan program inovasi yang dilakukan tiap tahun.

Salah satu pengembangan hasil inovasi yang ada di pabrik gula Krebet Baru Malang adalah pemanfaatan teknologi ozonizer untuk menekan bakteri yang dapat merusak Nira (air tebu) sehingga mudah untuk diolah menjadi gula kristal putih. Potensi pengembangan teknologi ozonizer dan nilai komersialisasinya di industri gula sangat prospektif.

Sedangkan di Pabrik Gula Rejo Agung Madiun telah dilakukan inovasi terkait pemanfaatan traktor untuk aplikasi grabloader atau alat untuk mengangkut hasil tebangan dari lahan ke truk pada proses tebang angkut di musim giling tebu.

Rektor UGM Dwikorita Karnawati mengatakan, kerja sama ini sesuai dengan semangat socio enterpreneurship yang digalakkan UGM sejak tahun 2012, di mana UGM gencar untuk menghilirkan produk-produk hasil dari tridharma perguruan tinggi.

“Tidak cukup hanya membuat paper dan laporan lalu mengisi perpustakaan. Itu harus bisa diterapkan di masyarakat, termasuk juga di industri. Kami berharap produk riset kami bisa jadi sarana wirausaha sosial untuk menghasilkan profit yang digunakan untuk kepentingan sosial dan pengembangan riset selanjutnya,” jelas dia. 

Tag Terkait

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya