Liputan6.com, Shanghai - "Bermimpilah setinggi langit, dan gapai mimpi itu dengan kerja keras" Nampaknya ungkapan itu cocok untuk menggambarkan motto hidup Wang Wei. Karena kerja keras, seorang pengirim paket 'ilegal' ini sekarang jadi orang terkaya di China.
Wang Wei adalah orang terkaya ketiga di China dengan kekayaan mencapai US$ 23 miliar atau setara Rp 299 triliun (Kurs: Rp 13 ribu per dolar), menurut Forbes. Wang mendapatkan uang sebanyak itu setelah perusahaannya, SF Express, anak usaha SF Holdings, yang juga disebut Fed-Ex-nya China dijual ke publik.
Advertisement
Baca Juga
Semua berawal dari tahun 1990. Saat itu, Wang hanyalah seorang pengantar paket. Dia yang berumur 20 tahunan ketikanitu berkeliling kota Hong Kong menggunakan mobil van miliknya. Itu pun bukan bisnis yang legal menurutnya.
"SF mulai mengirim paket di tahun 1990-an, masih ilegal, bisnis yang disebut 'black delivery'," tutur Wang kepada People dilansir dari Time, Kamis (16/3/2017).
Wang meraih sukses dengan cara yang tak mudah. Dia juga mengaku pernah mengalami kelaparan. Orang tuanya adalah profesor di sebuah universitas di China. Namun rekam jejak akademis mereka tidak dianggap saat pindah ke Hong Kong.
"Jadi kami memulai semuanya dari goresan," kata Wang.
Belakangan diketahui ayahnya adalah seorang penerjemah bagi tentara China. Dan dalam satu waktu, dia ketahuan memberi modal US$ 20 ribu bagi Wang untuk memulai bisnisnya.
Wang kemudian melihat ada peluang bisnis mengirim paket dengan rute Hong Kong dan Shenzen, yang dikenal sebagai zona ekonomi spesial di China. Singkat cerita, Wang yang ulet dan pekerja keras sukses dalam bisnisnya.
Namun, bisnis tak selalu berjalan mulus. Orang sukses pasti mengalami kesulitan atau kerugian. Hal itu juga dialami oleh Wang. Tepatnya di tahun 2003. Kala itu, industri maskapai komersial tengah anjlok, yang kemudian memaksa Wang untuk mencharter pesawat agar bisnisnya tetap berjalan. Mulai saat itu, bisnis pengiriman paket terus berkembang.
Sekarang, jaringan SF sudah menjangkau 200 negara dengan lebih dari 15 ribu kendaraan. Semua itu juga terlepas dari berkembangnya Alibaba, perusahaan marketplace terbesar di China.