Pelemahan Dolar AS Dorong Rupiah ke Level 13.293 per Dolar AS

Sejak pagi hingga siang hari ini, rupiah berada di kisaran 13.293 per dolar AS hingga 13.326 per dolar AS.

oleh Arthur Gideon diperbarui 21 Mar 2017, 13:39 WIB
Diterbitkan 21 Mar 2017, 13:39 WIB
Rupiah
Sejak pagi hingga siang hari ini, rupiah berada di kisaran 13.293 per dolar AS hingga 13.326 per dolar AS.

Liputan6.com, Jakarta - Nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) bergerak menguat pada perdagangan Selasa pekan ini. Ruang penguatan rupiah terus terbuka. 

Mengutip Bloomberg, Selasa (21/3/2017), rupiah dibuka di angka 13.308 per dolar AS, naik jika dibandingkan dengan penutupan perdagangan sebelumnya yang ada di angka 13.314 per dolar AS.

Sejak pagi hingga siang hari ini, rupiah berada di kisaran 13.293 per dolar AS hingga 13.326 per dolar AS. Jika dihitung dari awal tahun, rupiah menguat 1,14 persen.

Sedangkan berdasarkan Kurs Referensi Jakarta Interbank Spot Dollar Rate (Jisdor) Bank Indonesia (BI), rupiah dipatik di angka 13.308 per dolar AS, menguat jika dibandingkan dengan patokan sehari sebelumnya yang ada di angka 13.329 per dolar AS.

Dolar AS memang tertekan pada perdagangan Selasa ini di Asia setelah Presiden Bank Sentral AS Chicago Charles Evans memperkuat persepsi bahwa the Federal Reserve (the Fed) tidak akan mempercepat laju kenaikan suku bunga.

Selain itu, tekanan kepada dolar AS juga semakin dalam dengan kenaikan mata uang euro. "Ada sedikit reli dari euro karena kondisi geopolitik di Perancis sedikit mereda menjelang pemilu pada Apri dan Mei nanti," jelas analis Royal Bank of Canada, Sue Trinh.

Ekonom PT Samuel Sekuritas Rangga Cipta menjelaskan, rupiah menguat terdorong tren pelemahan dolar AS di pasar global pada perdagangan Senin kemarin.

Aliran dana masuk ke surat Utang Negara (SUN) juga masih kuat sehingga menekan yield surat utang dengan tenor tahun ke kisaran 7,1 persen.

Walaupun belum ada konfirmasi resmi dari S&P, harapan kenaikan peringkat utang ke investment grade saat ini sangat kuat sehingga meningkatkan daya tarik aset berdenominasi rupiah.

"Ruang penguatan rupiah masih tersedia walaupun ekspektasi harga komoditas ke depan, saat ini terganggu oleh koreksi dalam harga minyak," tutur dia. (Gdn/Ndw)

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya