Pra Studi Kelayakan Kereta Semi Cepat Jakarta-Surabaya Mulai Mei

Tahap awal pembangunan kereta semi cepat Jakarta -Surabaya ini ditaksir menyedot anggaran negara sekitar Rp 40 miliar

oleh Fiki Ariyanti diperbarui 24 Mar 2017, 19:00 WIB
Diterbitkan 24 Mar 2017, 19:00 WIB
Presiden Joko Widodo (Jokowi) sudah memutuskan pembangunan kereta semi cepat Jakarta-Surabaya.
Presiden Joko Widodo (Jokowi) sudah memutuskan pembangunan kereta semi cepat Jakarta-Surabaya.

Liputan6.com, Jakarta Pemerintah akan memulai pra studi kelayakan (feasibility study/FS) proyek kereta semi cepat Jakarta-Surabaya pada Mei 2017. Tahap awal pembangunan kereta yang memiliki kecepatan 165 kilometer (km) per jam ini ditaksir menyedot anggaran negara sekitar Rp 40 miliar.

Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman Luhut Binsar Pandjaitan menegaskan, Presiden Joko Widodo (Jokowi) sudah memutuskan pembangunan kereta semi cepat Jakarta-Surabaya.

"Kereta Jakarta-Surabaya expres oleh Presiden sudah diputuskan pakai saja Jepang," kata dia di kantornya, Jakarta, Jumat (24/3/2017).

Luhut menuturkan, studi awal [kereta semi cepat]( 2835713 "") Jakarta-Surabaya akan menggunakan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN). Studi akan digarap bekerja sama dengan Jepang.

"Kemudian bisa langsung maju (dibangun). Kalau itu nanti dilakukan diharapkan, selesai kuartal IV 2019," dia menjelaskan.

Terpisah, Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional (PPN)/Kepala Bappenas Bambang Brodjonegoro usai Rakor Kereta Semi Cepat Jakarta-Surabaya mengaku, pemerintah mulai membahas persiapan studi kelayakan proyek tersebut.

"Tadi bahas persiapan FS. Anggarannya dari APBN sekitar Rp 30 miliar-Rp 40 miliar," jelasnya.

Sementara itu, Direktur Jenderal Perkeretaapian Kementerian Perhubungan Prasetyo Boeditjahjono menambahkan, pra FS proyek kereta semi cepat Jakarta-Surabaya akan berlangsung di awal Mei 2017. Pra studi kelayakan ini ditargetkan memakan waktu tujuh bulan.

"Pra FS awal Mei. Prosesnya tujuh bulan, selesai akhir November," dia menerangkan.

Prasetyo mengatakan, pra studi kelayakan ini akan digarap Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT), PT Kereta Api Indonesia (KAI), peran dari Japan Internasional Cooperation Agency (JICA). "Ada JICA dan ada para ahli lokal dan luar negeri," ucapnya.

Senada dengan Kepala Bappenas, Prasetyo pun menyebut anggaran pra FS sekitar Rp 30 miliar-Rp 40 miliar. Itu berasal dari anggaran Ditjen Perkeretaapian. Gambaran mengenai proyek ini bakal terlihat di akhir Juli 2017.

"Nanti akhir Juli baru ada gambarannya. Kita sih ingin listrik ya, tapi mungkin juga pakai diesel dulu supaya tidak terlalu mahal. Yang pasti tetap masih di bawah 200 km per jam," paparnya.

Saat ditanyakan lebih jauh apakah Jepang pasti akan menggarap proyek kereta semi cepat Jakarta-Surabaya, Prasetyo tidak menjelaskan detail.

Direktur Utama PT KAI, Edi Sukmoro mengatakan, proyek ini nantinya akan dibangun melalui skema kerja sama pemerintah dan swasta (public private partnership/PPP). "Dibangun melalui skema PPP. Rutenya Jakarta-Surabaya yang eksisting (jalur)," dia menandaskan.

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya