Gandeng Unilever, Lazada Siap Kuasai e-Commerce Asia Tenggara

Produk barang-barang konsumen (FMGC) Lazada tumbuh 181 persen pada 2016 dan sukses menjadi kategori produk paling sukses terjual.

oleh Vina A Muliana diperbarui 02 Apr 2017, 12:00 WIB
Diterbitkan 02 Apr 2017, 12:00 WIB
Produk barang-barang konsumen (FMGC) Lazada tumbuh 181 persen pada 2016 dan sukses menjadi kategori produk paling sukses terjual.
Produk barang-barang konsumen (FMGC) Lazada tumbuh 181 persen pada 2016 dan sukses menjadi kategori produk paling sukses terjual.

Liputan6.com, Jakarta - Salah satu situs e-commerce terbesar di Asia Tenggara Lazada menjalin kerja sama dengan Unilever untuk meningkatkan penetrasi pasar ritel di wilayah Asia. Diperkirakan, pasar ritel e-commerce di Asia Tenggara akan terus tumbuh hingga mampu mencapai US$ 25 miliar pada 2020.

Sebagai bagian dari kerja sama, Lazada dan Unilever perusahaan tersebut akan berdampingan dalam beberapa divisi. Melansir CNBC.com, Minggu (2/4/2017), divisi supply chain, marketing, perdagangan, hingga perkembangan bisnis dari dua perusahaan tersebut menjadi motor penggerak kerja sama yang telah dibuat.

"Tujuan yang ingin dicapai adalah menemukan cara baru untuk penetrasi ke pasar kelas menengah di Asia Tenggara dan mampu berkomunikasi dengan mereka," ungkap CEO Lazada Group Maximilian Bittner.

Produk barang-barang konsumen (FMGC) Lazada tumbuh 181 persen pada 2016 dan sukses menjadi kategori produk paling sukses terjual. Lazada juga mampu menjual 39 juta produk di Asia Tenggara termasuk diantaranya elektronik, barang rumahan dan fashion.

Lebih lanjut, penjualan online Unilever juga mampu mencetak rekor tertinggi di bulan ini sejak tahun 2016. Hal ini menjadi dorongan tersendiri untuk bisa menggaet pasar Asia Tenggara dengan lebih luas.

"Tren belanja konsumen sekarang sudah beralih ke online. Jadi kesempatan yang ada pun semakin menyenangkan," tutur Bittner.

Meski begitu, menurut riset yang dilakukan oleh Frost & Sullivan, penjualan online di Asia Tenggara hanya memiliki presentase sebesar 2,5 persen dari total penjualan barang ritel keseluruhan. Angka ini lebih kecil dibanding China yang mencapai 12 persen. (Vna/Gdn)

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya