Harga Emas Naik Didorong Pelemahan Dolar AS

Harga emas di pasar spot naik 0,2 persen ke level US$ 1.255,9 per ounce.

oleh Arthur Gideon diperbarui 05 Apr 2017, 06:45 WIB
Diterbitkan 05 Apr 2017, 06:45 WIB
20161024-Menengok Proses Pembuatan Emas Batangan di Rusia-Rusia
Pekerja menggunakan mesin untuk memberikan nomor seri pada emas batangan di pabrik logam mulia Krastsvetmet, Rusia, 24 Oktober 2016. Krastsvetmet merupakan salah satu produsen terbesar di dunia dalam industri logam mulia (Reuters/Ilya Naymushin)

Liputan6.com, Jakarta Harga emas naik ke posisi tertinggi dalam satu bulan dipicu pelemahan nilai tukar dolar Amerika Serikat (AS). Selain itu, harga emas juga didorong akan kekhawatiran investor setelah terjadi ledakan bom di Rusia.

Mengutip Reuters, Rabu (5/4/2017), harga emas di pasar spot naik 0,2 persen ke level US$ 1.255,9 per ounce. Harga emas sempat menyentuh level US$ 1.261,15 per ounce. Sedangkan harga emas berjangka naik 0,3 persen menjadi US$ 1.257,8 per ounce.

Kenaikan harga emas sangat terbantu dengan pelemahan dolar AS. Mata uang Negara Paman Sam tersebut tertekan setelah
The U.S. Institute for Supply Management mengatakan bahwa indeks aktivitas pabrik nasional turun menjadi 57,2 pada Maret dari sebelumnya 57,7 pada Februari. Selain itu, angka penjualan mobil juga turun 1,6 persen pada Maret lalu.

"Keuntungan yang didapat dari dolar AS berakhir setelah sebelumnya cukup berjaya dengan dorongan data-data ekonomi yang baik," tutur analis Marex Spectronm, Guy Wolf.

Kejatuhan dolar AS membuat emas lebih murah bagi pedagang yang menggunakan mata uang lainnya. Dengan murahnya harga emas tersebut mendorong aksi beli sehingga harga emas naik.

Sentimen lain yang mendorong kenaikan harga emas adalah sentimen geopolitik di Rusia. Adanya ledakan di Stasiun St Petersburg pada Senin kemarin yang menewaskan 14 orang dan melukai 50 orang memicu kekhawatiran akan keamanan di seluruh dunia.

Dengan adanya kekhawatiran tersebut memicu aksi beli emas karena merupakan instrumen yang aman untuk memarkir aset selama adanya ketidakpastian ini. (Gdn/Ndw)

Live Streaming

Powered by

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya