Triwulan I 2017, BTN Catat Untung Rp 594 miliar

Menutup kuartal I/2017, PT Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk. mencatatkan pertumbuhan bisnis sesuai target perseroan.

oleh Ilyas Istianur Praditya diperbarui 17 Apr 2017, 20:36 WIB
Diterbitkan 17 Apr 2017, 20:36 WIB
20160722-ATM Bank BTN- Tax Amnesty-Jakarta- Angga Yuniar
Nasabah melakukan transaksi di ATM Bank BTN, Jakarta, Jumat (22/7). Bank BTN siap menampung dana repatriasi dari kebijakan penghapusan pajak (tax amnesty) yang mulai diberlakukan pemerintah. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Liputan6.com, Jakarta Menutup kuartal I/2017, PT Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk. mencatatkan pertumbuhan bisnis sesuai target perseroan. BTN mencatatkan pertumbuhan laba bersih sebesar 21,03 persen secara tahunan (year-on-year/yoy) atau senilai Rp 594 miliar per akhir Maret 2017.

Direktur Utama Bank BTN Maryono menjelaskan kenaikan laba bersih tersebut didukung oleh pertumbuhan kredit yang tinggi dan perbaikan kualitas kredit. Perseroan pun, lanjut Maryono, mampu memperbaiki beban bunga di tengah pertumbuhan dana pihak ketiga (DPK) yang melaju di level 20,02 persen yoy.

Selain itu, pendapatan operasional pun turut menopang capaian positif laba bersih perseroan. “Di tengah kondisi ekonomi yang masih menunjukkan perlambatan pada awal tahun, kami tetap mampu mencatatkan pertumbuhan laba bersih dan DPK di atas 20 persen yoy atau sesuai dengan target yang telah kami tetapkan,” jelas Maryono dalam Press Conference Kinerja Kuartal I/2017 di Menara BTN, Jakarta, Senin (17/4/2017).

Pada kuartal pertama tahun ini, pendapatan bunga Bank BTN tercatat tumbuh 8,74 persen yoy dari Rp 4,19 triliun menjadi Rp 4,56 triliun didorong pertumbuhan kredit yang tinggi dan perbaikan kualitas kredit. Di sisi lain, biaya bunga hanya naik sebesar 4,94 persen yoy menjadi Rp 2,52 triliun pada kuartal I/2017.

Dengan capaian tersebut, pendapatan bunga bersih BBTN tumbuh 13,84 persen yoy dari Rp 1,79 triliun menjadi Rp 2,04 triliun di akhir Maret 2017. Pendapatan operasional Bank BTN pun naik 36,79 persen yoy dengan penopang terbesar berasal dari pendapatan komisi, provisi, dan administrasi yang tumbuh sebesar 27,38 persen yoy.

Pendapatan bunga Bank BTN, papar Maryono, ditopang pertumbuhan total kredit dan pembiayaan Bank BTN yang naik sebesar 18,71 persen yoy menjadi Rp 169,69 triliun.

Posisi pertumbuhan tersebut berada di atas rata-rata industri perbankan nasional. Bank Indonesia (BI) mencatat per Februari 2017, kredit perbankan nasional hanya tumbuh sebesar 8,4 persen yoy.

Kenaikan pertumbuhan kredit ini didorong kredit perumahan yang mendominasi portofolio pinjaman perseroan atau sebesar 90,35 persen. Kredit pemilikan rumah (KPR) Subsidi, sebut Maryono, menjadi penyokong terbesar pertumbuhan kredit perumahan Bank BTN. KPR Subsidi Bank BTN tercatat naik sebesar 29,62 persen yoy. Kredit konstruksi perseroan pun tumbuh 18,44 persen yoy. Kemudian, kredit komersial meningkat 20,57 persen yoy per kuartal I/2017.

Menurut Maryono, pertumbuhan KPR Subsidi tersebut menjadi bukti komitmen perseroan mendukung program Sejuta Rumah. Per kuartal I/2017, Bank BTN mencatatkan kontribusi sejumlah 271.679 unit rumah dengan nilai Rp 27,44 triliun.

Maryono memaparkan, dari sisi demand, perseroan telah menyalurkan 44.442 unit KPR baik subsidi maupun non subsidi dengan nilai total sebesar Rp 7,24 triliun. Kemudian, dari sisi supply, total nilai proyek yang dibiayai Bank BTN yakni sebanyak 227.237 unit atau setara Rp20,21 triliun.

“Hasilnya, kami juga dapat terus mempertahankan posisi sebagai pemimpin pasar KPR di Indonesia dengan pangsa pasar sebesar 34,21persen,” ujar Maryono.

Pertumbuhan kredit dan pembiayaan tersebut juga turut mengerek kenaikan total aset BBTN sebesar 20,12 persen yoy menjadi Rp 214,31 triliun. Perbaikan kualitas kredit pun ditunjukkan dengan perbaikan rasio non-performing loan (NPL) gross BBTN per 31 Maret 2017 menjadi sebesar 3,34 persen atau menurun dari 3,59 persen di periode yang sama tahun sebelumnya.

Di sisi lain, pertumbuhan DPK pun menanjak di level 20,02 persen yoy menjadi Rp157,42 triliun. Sedangkan, bank sentral mencatat DPK secara industri hanya tumbuh 8,9 persen yoy per Februari 2017. Pertumbuhan giro, lanjut Maryono, menjadi pendorong terbesar peningkatan dana Bank BTN dengan kenaikan sebesar 29,36 persen yoy. Sementara itu, deposito dan tabungan masing-masing meningkat 21,59 persen dan 5,85 persen yoy.

Kenaikan giro dan tabungan BBTN juga membuat dana murah (current account and savings account/CASA) perseroan naik 18,22 persen yoy dari Rp 61,3 triliun pada Maret 2016 menjadi Rp 72,47 triliun di bulan yang sama tahun ini. Posisi tersebut membuat porsi CASA menempati 46,04 persen terhadap total DPK BBTN pada kuartal I/2017.

Rasio keuangan Bank BTN juga menunjukkan pembaikan. Capital Adequacy ratio (CAR) BBTN naik dari 16,5 persen menjadi 18,9 persen pada kuartal I/2017. Loan to deposit ratio (LDR) Bank BTN pun membaik dari 108,98 persen menjadi 107,79 persen di kuartal I/2017. Adapun, net interest margin (NIM) BBTN per kuartal I/2017 berada di level 4,32 persen.‎ (Yas)

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya