Jalan Perbatasan Kalimantan Ditargetkan Tembus Beraspal 2019

Saat ini jalan tersebut sudah tembus 70-80 persen.

oleh Delvira Hutabarat diperbarui 28 Apr 2017, 10:50 WIB
Diterbitkan 28 Apr 2017, 10:50 WIB
Jalan Perbatasan Kalimantan (Foto: Delvira Hutabarat Liputan6.com)
Jalan Perbatasan Kalimantan (Foto: Delvira Hutabarat Liputan6.com)

Liputan6.com, Jakarta Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) tengah mengebut proyek jalan perbatasan (paralel) Kalimantan sepanjang 1.950 kilometer. Saat ini jalan tersebut sudah tembus 70-80 persen.

"Sudah tembus fungsional 1.400 km, sekitar 80 persen," ucap Direktur Pembangunan Jalan Ditjen Bina Marga Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Achmad Gani Ghazali di sela kunjungan ekspedisi Kalimantan Barat, Jumat (28/4/2017).

Tembus fungsional yang dimaksud adalah jalan tersebut sudah dibuka dan dapat dilalui meski masih berbentuk jalan tanah. Menurut Gani, pihaknya menargetkan pada 2019 jalan perbatasan telah tembus 100 persen."Kami optimis 2019 tembus," katanya.

Pemerintah menargetkan jalur perbatasan Kalimantan dapat selesai dan minimal menjadi jalan agregat pada 2019 nanti. Hal itu untuk membuka roda perekonomian warga perbatasan yang masih terisolasi.

"Target tentu beraspal. Tapi semua itu tergantung anggaran. Minimal jalan bila dilalui ya, jalan agregat (krikil)," ujar dia.

Diketahui, jalan paralel perbatasan membentang dari Timur Kalimantan yakni di Nunukan hingga Temajuk di Barat Kalimantan. Jalan itu dibangun berjarak 5 hingga 10 km dari batas patok negara Indonesia - Malaysia.

Pembangunan jalan perbatasan dibuat untuk memicu pertumbuhan ekonomi penduduk di perbatasan Indonesia agar lebih baik dibanding negara tetangga.

Berdasarkan pantauan Liputan6.com, Jalur parael Temajuk-Aruk telah tembus namun beberapa bagian masih berbentuk jalan tanah.

"Khusus kawasan yang ada pemukiman akan kita aspal atau kerikil, paling lambat 2019. Yang penting tidak licin," kata Ghani.

Untuk membuka jalan perbatasan bukanlah hal yang mudah, cuaca buruk ditambah hutan lebat atau membelah bukit membutuhkan waktu dan dana yang tidak sedikit. Pekerjaan menembus jalan tersebut melibatkan banyak pihak, di antaranya Zeni TNI AD.

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya