Ini Alasan Bulog Jadi BUMN Paling Rugi di Kuartal I 2017

Perum Bulog jadi BUMN yang paling merugi sepanjang kuartal I 2017

oleh Ilyas Istianur Praditya diperbarui 29 Apr 2017, 12:36 WIB
Diterbitkan 29 Apr 2017, 12:36 WIB
20160608-Gudang Bulog-Jakarta- Johan Tallo
Pekerja memanggul karung Beras milik Badan Urusan Logistik (Bulog) di Gudang Bulog kawasan Kelapa Gading, Jakarta Utara, Selasa (7/6). Bulog memiliki stok beras sebanyak 2,1 juta ton. (Liputan6.com/Johan Tallo)

Liputan6.com, Jakarta Perum Bulog dinyatakan sebagai BUMN yang menelan kerugian paling banyak dalam laporan kinerja seluruh BUMN pada kuartal I 2017. Tercatat kerugian mencapai Rp 903 miliar.

Deputi Bidang Usaha Industri Argo‎ dan Farmasi Kementerian BUMN Wahyu Kuncoro menjelaskan kerugian itu bukan disebabkan karena kinerja perusahaan yang buruk.

"Itu lebih dikarenakan Bulog belum bisa menyalurkan Rastra pada tiga bulan pertama ini. Jadi cos terus jalan, tapi barangnya belum disalurkan," kata Wahyu‎ saat berbincang dengan wartawan, Sabtu (29/4/2017).

Belum adanya penyaluran rastra dari Bulog, dikatakan Wahyu, karena belum adanya Surat Keputusan (SK) dari Menteri Sosial mengenai penerima program rastra tersebut.

Setiap bulan, Perum Bulog mendapatkan perintah penyaluran rastra sebesar 250 ribu ton beras. Dengan demikian beras yang belum disalurkan Bulog selama tiga bulan awal 2017 mencapai 750 ribu ton.

"Jika ditotal kan ada 750 ribu ton yang belum disalurkan, nah jika itu disalurkan, Bulog sebenarnya dapat pendapatan itu sekitar Rp 1 triliun, jadi untung sebenarnya," paparnya.

Wahyu mengungkapkan, saat ini SK dari Mensos tersebut sudah dikeluarkan pada pertengahan bulan ini. Maka dari itu, saat ini Perum Bulog tengah sibuk menyalurkan banyak rastra.

"Jadi sekarang lagi gencar-gencarnya, istilahnya mereka menyalurkannya di rapel saat ini," tutup Wahyu. (Yas)

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya