Liputan6.com, Jakarta Komite Ekonomi dan Industri Nasional (KEIN) menilai banyak cara yang bisa dilakukan untuk mendorong pertumbuhan industri. Salah satunya dengan menurunkan tingkat suku bunga Bank Indonesia (BI).
Anggota KEIN Benny Soetrisno mengatakan, pertumbuhan industri nasional akan lebih tinggi jika BI mau menurunkan tingkat suku bunganya secara signifikan. Terlebih lagi, kebijakan suku bunga BI berpotensi menghambat pertumbuhan industri dan iklim investasi.
“Dengan adanya deflasi, seharusnya BI menurunkan tingkat suku bunga,” ujar dia dalam keterangannya di Jakarta, Sabtu (6/5/2017).
Baca Juga
Pria yang juga menjabat sebagai Staf Khusus Menteri Perindustrian tersebut mengungkapkan, selama ini penentuan suku bunga perbankan di Indonesia lebih tergantung kepada BI dan bank-bank pemerintah. Sementara keinginan dunia usaha selama ini kurang diperhatikan.
Padahal, lanjut Benny, dengan tingkat suku bunga rendah, kalangan industri akan mendapatkan pinjaman yang lebih murah. Dengan demikian, akan mampu meningkatkan daya saing industri dalam negeri di tingkat internasional.
“Tingkat suku bunga di Tiongkok dan Singapura sangat rendah sekitar 4 persen-5 persen. Bahkan, di beberapa negara lain malah lebih rendah lagi mencapai 3 persen. Sementara itu, kebijakan suku bunga kredit di Indonesia tercatat sebesar 9 persen-11 persen," jelas dia.
Hal senada disampaikan Ketua Umum Gabungan Pengusaha Makanan dan Minuman Indonesia (Gapmmi) Adhi S Lukman. Menurut dia, suku bunga kredit bank yang terlalu besar sangat memberatkan bagi industri terutama skala menengah ke bawah. Apalagi, industri kecil dan menengah (IKM) merupakan sektor mayoritas dari populasi industri di Indonesia.
"Diharapkan ke depannya, perbankan Indonesia semakin efisien dalam mengelola biaya operasional. Artinya, pelaku industri meminta suku bunga kredit bisa turun dan jaraknya dengan suku bunga deposito tidak terlalu panjang," tandas dia.
Advertisement