Liputan6.com, Jakarta PT Bank Mandiri Tbk (BMRI) melakukan perbaikan sistem pada layanan online perbankan miliknya. Ini setelah layanan tersebut terindikasi bermasalah seiring aduan dari masyarakat.
"Dalam perkembangannya, tim internal kami mendeteksi adanya system corrupt, sehingga saat ini kami memandang perlu untuk melakukan upgrade system agar nasabah bisa lebih nyaman lagi bertransaksi," ujar Corporate Secretary Bank Mandiri Rohan Hafas dalam keterangannya, Sabtu (6/5/2017).
Mandiri Online merupakan layanan yang menggabungkan layanan mobile banking dengan internet banking. Mandiri Online saat ini masih dalam tahap soft launching.
Advertisement
Baca Juga
"Atas hal ini, kami memohon maaf kepada nasabah yang tidak dapat menggunakan aplikasi ini, karena untuk meng-upgrade, kami perlu menonaktifkan sementara," tutur dia.
Selain masalah pada sistem layanan online, dia juga membenarkan jika ada sejumlah keluhan dari nasabah yang merasa kehilangan uang dari rekeningnya.
Terkait masalah ini, pihaknya akan melakukan investigasi. "Kami juga menerima beberapa pengaduan dari nasabah dalam beberapa hari terakhir, yang di antaranya menginformasikan dananya hilang. Atas hal ini, kami akan melakukan investigasi dan bila ada dana nasabah yang ter-corrupt secara sistem, maka akan segera kami kembalikan seperti saldo sediakala," ucap dia.
Sebelumnya, nasabah Bank Mandiri bernama Subekan mengaku uangnya raib hingga mencapai Rp 69,2 juta.
Dia mengaku tak tahu penyebab rekening tabungannya terkuras karena dia merasa tak pernah melakukan transaksi apa pun. "Uang saya yang hilang itu totalnya Rp 69,2 juta," kata Subekan, saat berbincang dengan Liputan6.com, di Jakarta, Sabtu (6/5/2017).
Subekan mengaku awal mula mengetahui jika rekeningnya kebobolan saat mendapat pesan singkat dari nomor resmi Bank Mandiri 3355, yang berisi laporan transaksi pada Kamis (4/5/2017) sekitar pukul 12.00 WIB.
Pesan singkat tersebut diterima Subekan melalui telepon seluler (ponsel) hingga empat kali secara bertahap. Masing-masing tiga kali dengan transaksi sebesar Rp 20 juta, dan satu transaksi sebesar Rp 9,2 juta. Sehingga total uang Subekan yang terkuras sebanyak Rp 69,2 juta.
Pesan singkat ini membuatnya terkejut. Selain merasa tidak pernah melakukan transaksi apa pun, dia mengaku aneh karena setahu dirinya batas maksimal pengambilan uang yang bisa dilakukan melalui ATM hanya Rp 10 juta per hari.
Saat mengetahui rekeningnya kebobolan, Subekan sedang dalam perjalanan menuju kampung halaman di Purwodadi, Jawa Tengah.
"Uang masuk atau keluar ada laporan laporan dari 3355 itu. Saya dapat SMS dari 3355 sudah melakukan transaksi, Rp 20 juta tiga kali terus Rp 9,2 juta satu kali total Rp 69,2 juta uang saya yang hilang, padahal saya tidak melakukan transaksi apa pun," tegas dia.
Mengetahui uang dalam tabungannya terkuras, dia pun berinisiatif melaporkan hal tersebut ke Bank Mandiri Kantor Cabang Purwodadi dan ke Polres Purwodadi. Bukti yang dibawa berupa pesan singkat ‎dan keterangan.