Pembuat Kue di Kampung Unggulan Lebih Efisien Pakai Gas Alam

Perajin kue di Kampung Unggulan Kue, Sulistiyowati menyatakan kalau memakai gas rumah tangga menjadi efisien waktunya.

oleh Dian Kurniawan diperbarui 01 Jun 2017, 15:17 WIB
Diterbitkan 01 Jun 2017, 15:17 WIB
(Foto: Liputan6.com/Dian K)
Perajin kue di Kampung Kue memanfaatkan gas bumi

Liputan6.com, Surabaya - Produsen kue di Kampung Unggulan Kue, Sulistiyowati merasakan manfaat memakai gas rumah tangga saat menjalani usahanya. Ia menilai, pemakaian gas alam atau gas rumah tangga lebih hemat terutama saat memproduksi kue.

Apalagi saat momen Ramadan dan Lebaran, pesanan kue kering khas Lebaran cukup banyak. Kue kacang tabung keju dan nastar pun menjadi andalan.

"Mumpung momen Ramadan, saya buat kue kering khas lebaran saja, karena permintaan kue nastar dan kue kacang tabur keju juga cukup banyak," tutur salah satu perajin kue, Sulistiyowati saat berbincang dengan Liputan6.com di Rusun Penjaringan Sari Rungkut Surabaya, Kamis (1/6/2017).

Ia menuturkan, setiap hari membutuhkan waktu 7 jam membuat kue. Sulistyowati mampu menghasilkan 16 toples dalam sehari. "Kue ini sudah dipesan oleh karyawan, karyawati pabrik untuk dimakan saat buka puasa. Saya menjualnya dengan harga 20 ribu per toples," kata dia.

Isteri dari Muklis ini menuturkan, kalau memakai gas alam atau gas rumah tangga lebih hemat saat produksi kue ketimbang pakai elpiji 3 kilogram (Kg) atau elpiji melon. Selain itu, pakai gas alam lebih efisien waktu karena tanpa takut kehabisan pada saat masak atau memanggang kue.

"Kalau pakai gas elpiji melon takut habis, apalagi pada saat tidak ada persediaan. Jadi memakan waktu untuk turun dari rusun buat beli elpiji melon," ujar dia.

Kampung Unggulan Kue terpasang pipa untuk gas rumah tangga

Dia menuturkan, selain hemat waktu pada saat pemakaian, gas alam ini juga dirasa murah secara ekonomis dan sangat cocok digunakan oleh ibu rumah tangga. Dalam sebulan perajin kue ini memproduksi kue bisa menghabiskan 2 elpiji melon.

"Kalau dikalkulasi, 1 elpiji melon harganya sekitar Rp 18 ribu, jadi total pengeluaran beli elpiji melon dalam sebulan bisa mencapai Rp 36 ribu. Sedangkan pemakaian gas alam dalam sebulan, saya cuma bayar separuh dari harga 2 elpiji melon. Sangat murah sekali mas," tutur dia.

Dia mengaku pemakaian gas alam ini sangat aman digunakan oleh keluarga-nya maupun lingkungan sekitar rusun Penjaringan. Walau pun ada orang yang sedang merokok di lingkungan sini, gas alam tetap aman digunakan.

"Dulu pernah ada petugas yang menyuruh saya memutar kran gas sampai ke buka penuh, baunya memang masuk kesemua ruangan, tetapi masih tetap aman. Baunya lebih menyengat elpiji melon dibandingkan gas alam," ujar Sulistiyowati.

Saat ini di kampung unggulan kue terdapat 23 industri kecil dan menengah (IKM) yang produktif dan dapat bersaing di pasar.

Kampung Unggulan Kue yang masuk komplek Rumah Susun Penjaringan Sari, Kecamatan Rungkut, Surabaya ini terpasang sambungan pipa gas rumah tangga. Pada awal Mei 2017, Walikota Surabaya Tri Rismaharini bersama Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Ignasius Jonan meresmikan 24 ribu sambungan pipa gas rumah tangga untuk komplek Rumah Susun Penjaringan Sari, Kecamatan Rungkut Surabaya, pada Minggu, 7 Mei 2017.

Perajin kue di Kampung Kue memanfaatkan gas bumi

Sekadar diketahui untuk pasokan gas untuk jargas Kota Surabaya ini berasal dari PT Pertamina Hulu Energi (PHE) West Madura Offshore dengan alokasi sebesar 0,6 mmscfd.

Total panjang pipa yang dibangun untuk mengalirkan gas ke 24.000 SR tersebut mencapai lebih dari 196 kilometer (km) mencakup Surabaya bagian Timur, Tengah dan Selatan.

Pembangunan jargas di Surabaya Timur sebanyak 7.578 SR meliputi Kelurahan Wonorejo, Penjaringan Asri, Kedung Baruk, Kedung Asem dan Medokan Ayu.

Wilayah Surabaya Tengah sebanyak 7.800 SR meliputi Kelurahan Tegal Sari, Kelurahan Embong Kaliasin, Kelurahan Kupang Krajan, Putat Jaya, Pasar Kembang dan Dr Soetomo.

Wilayah Surabaya Selatan sebanyak 8.637 SR meliputi Kelurahan Airlangga, Barata Jaya, Kertajaya, Pucang Sewu, Ngagel dan Taman Ngagel Rejo.

Pemanfaatan jargas akan menghemat pengeluaran rumah tangga dibandingkan tabung elpiji melon 3 kg. Masyarakat dapat menghemat hingga 36 persen dibandingkan penggunaan elpiji melon 3 kg. Rata-rata, tiap rumah tangga hanya perlu mengeluarkan sekitar Rp 36 ribu per bulan jika menggunakan gas bumi.

Sedangkan apabila menggunakan elpiji melon 3 kg, diperlukan biaya Rp 52 ribu-Rp 57 ribu per bulan. Selain itu, program jargas juga akan menghemat subsidi elpiji melon 3 kg dalam APBN.

 

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya