Bandara Blimbingsari Bakal Dikelola Angkasa Pura II

Saat ini, Bandara Blimbingsari berada di bawah pengelolaan Kemenhub melalui Unit Pelayanan Bandar Udara (UPBU).

oleh Dian Kurniawan diperbarui 19 Jun 2017, 11:30 WIB
Diterbitkan 19 Jun 2017, 11:30 WIB
20150712-Bandara Blimbingsari Banyuwangi
Bandara Blimbingsari Banyuwangi, Jawa Timur. (.skyscrapercity.com)

Liputan6.com, Banyuwangi - Pengelolaan [Bandara Blimbingsari]( 2899180 ""), Banyuwangi, bakal segera diserahkan dari Kementerian Perhubungan (Kemenhub) ke BUMN pengelola bandara PT Angkasa Pura II (Persero). Alih kelola ini untuk mempercepat pengembangan bandara tersebut.

”Ya, kita akan serahkan pengelolaan Bandara Blimbingsari ke Angkasa Pura II. Sekitar 2-3 bulan ini kami akan serahkan,” ujar Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi dalam keterangan tertulis yang diterima Liputan6.com, seperti dikutip Senin (19/6/2017).

Saat ini, bandara tersebut berada di bawah pengelolaan Kemenhub melalui Unit Pelayanan Bandar Udara (UPBU). Dengan dikelolanya AP II, pengembangan bandara yang mempunyai terminal hijau pertama di Indonesia itu bisa lebih cepat dilakukan, sehingga berdampak kepada perekonomian daerah.

”Evaluasi sudah kita lakukan. Kami berharap penyerahan bandara bisa dilakukan secepatnya,” kata Menhub.

Bupati Banyuwangi Abdullah Azwar Anas mendukung sepenuhnya langkah itu. ”Terima kasih pemerintah pusat, dalam hal ini Kementerian Perhubungan, Kementerian BUMN, dan Kementerian Pariwisata yang punya concern luar biasa mengembangkan daerah,” kata Anas.

Dia mengatakan, dengan pengelolaan oleh AP II, pengembangan bandara bisa lebih cepat dilakukan. ”AP II tentu lebih detil dan cepat dalam mengembangkan bandara karena mereka sudah sangat profesional di bidang itu,” ujar dia.

Bandara Banyuwangi sendiri mulai beroperasi 2010. Sejak 2014, pemerintah daerah mengembangkan terminal baru berkonsep hijau dengan dana APBD Banyuwangi dan Pemprov Jatim. Bupati Anas sengaja mengambil konsep itu untuk menunjang pengembangan wisata.

”Karena kalau mau bersaing dengan kota besar jelas kalah. Semuanya bandara penuh kaca, mahal. Maka perlu diferensiasi. Kami putuskan bikin yang unik, timeless, berkonsep hijau dan mengadopsi budaya lokal. Sehingga ini bukan hanya bandara, tapi landmark baru yang menarik wisatawan,” ujar Anas.

Anas lalu meminta arsitek Andra Matin untuk menerjemahkan ide tersebut. Lalu jadilah terminal baru yang kini hanya tinggal menunggu izin operasi. Terminal bandara ini mengedepankan konsep rumah tropis dengan penghawaan udara alami, sehingga nyaris tanpa AC.

Desain interior minim sekat untuk menjamin sirkulasi udara dan sinar matahari. Terminal dikelilingi kolam ikan untuk mengoreksi tekanan udara, sehingga suhu ruang tetap sejuk.

Rute ke Banyuwangi sendiri dilayani sebanyak empat kali sehari, yaitu tiga dari Surabaya oleh Garuda Indonesia dan Wings Air. Ada pula rute Jakarta-Banyuwangi oleh Nam Air. Jumlah penumpang di Bandara Banyuwangi terus melonjak. Pada 2011, jumlah penumpang baru 7.826 orang per tahun, lalu melonjak hingga 1.339 persen menjadi 112.661 orang pada 2016.

Direktur Utama AP II Muhamad Awaludin membenarkan rencana penyerahan tersebut. ”Tim kami sudah ke Banyuwangi. Terminalnya oke. Runway baru. Ke depan perlu memperluas apron sehingga bisa menampung lebih banyak pesawat. Ini untuk menyambut World Bank-IMF Annual Meeting di Bali Oktober 2018. Banyak pesawat dari luar negeri dan jet privat, Bali tidak cukup menampungnya. Nanti sebagian dialihkan ke Banyuwangi,” ujarnya.

Simak video menarik beriku ini:

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya