Mentan Pastikan Tak Buka Keran Impor untuk 4 Komoditas Pangan Ini

Pembangunan terus memantau terhadap komoditas pangan sehingga bisa memastikan kecukupan stok pangan.

oleh Septian Deny diperbarui 19 Jun 2017, 20:36 WIB
Diterbitkan 19 Jun 2017, 20:36 WIB
20161227-Beras-Jakarta-AY
Pekerja memanggul karung Beras dari truk di pasar induk Cipinang, Jakarta, Selasa (27/12). Menteri Perdagangan (Mendag) Enggartiasto Lukita mengatakan, stok kebutuhan pokok pangan hingga akhir tahun akan cukup. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Liputan6.com, Jakarta - Menteri Pertanian Amran Sulaiman memastikan pemerintah tidak akan membuka keran impor untuk sejumlah komoditas pangan pada semester II 2017. Hal ini lantaran stok yang mencukupi dan musim panen yang masih akan berlangsung pada paruh kedua tahun ini.

Amran menyatakan, komoditas strategis yang tidak akan dibuka keran impor di semester II yaitu beras, jagung, kedelai dan bawang merah. Bahkan untuk beras diperkirakan mencukupi sampai Januari 2018.

"Setelah Lebaran khususnya beras cukup sampai bulan Januari, ini masih ada panen puncak. Semua komoditas strategis padi, jagung, kedelai, bawang kita pantau setiap hari," ujar dia di Kantor Kementerian Pertanian (Kementan), Jakarta, Senin (19/6/2017).

Hal yang sama juga terjadi pada jagung. Meski pada 2016 Indonesia mengimpor 2,4 juta ton, namun pada tahun ini Kementan menargetkan penambahan luas lahan tanam sebanyak 3 juta hektar (ha). Dengan demikian hasil panen diharapkan bisa memenuhi kebutuhan di dalam negeri.

"Jangan (impor), karena sudah cukup. Ini yang kita atur regulasinya‎," kata dia.

Amran menuturkan, pihaknya terus memantau terhadap[ komoditas pangan](http://bisnis.liputan6.com/read/2991566/pemerintah-diminta-waspada-aksi-mafia-pangan ""). Dengan demikian, kecukupan stok pangan bisa dipastikan sejak jauh-jauh hari.

"Kita berdoa tidak ada (impor). Alhamdulillah karena kita bisa mengetahui 3 bulan sebelumnya, kita pantau tanaman harian. Jadi kita ketahui apa yang akan terjadi," ujar dia.

 

 

 

Saksikan Video Menarik di Bawah Ini:

 

 

 

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya