Liputan6.com, New York - Harga emas menguat didorong data ekonomi Amerika Serikat (AS) yang melemah. Selain itu, uji coba rudal oleh Korea Utara juga mempengaruhi investor.
Harga emas untuk pengiriman Agustus menguat US$ 2,5 atau 0,2 persen ke level US$ 1.221,70 per ounce. Harga emas sempat diperdagangkan di kisaran US$ 1.216,50.
Pada perdagangan elektronik usai rilis the Federal Reserve, harga emas diperdagangkan di atas US$ 1.223. Kemudian harga emas ke level terendah US$ 1.220. Harga emas pun diperdagangkan di kisaran US$ 1.219,90 usai rilis the Federal Reserve.
Advertisement
Baca Juga
"Rilis the Federal Minutes antiklimaks mengungkapkan sedikit. The Federal Reserve juga melihat indikasi inflasi rendah baru-baru ini hanya sementara. Tampaknya sejumlah pejabat ingin neraca dapat menyusut dalam beberapa bulan." ujar Brien Lundin, Editor Gold Newsletter, seperti dikutip dari laman Marketwatch, Kamis (6/7/2017).
Rilis hasil rapat the Federal Reserve menunjukkan kalau butuh waktu untuk mengurangi neraca US$ 4,5 triliun pada September. Pengurangan neraca dapat mempengaruhi pengetatan suku bunga. Itu lantaran dapat menyingkirkan pembeli surat berharga dari pasar mendorong harga obligasi lebih rendah dan imbal hasil tinggi.
Pelaku pasar pun akan mencermati penyataan pejabat the Federal Reserve pada akhir pekan ini. Hal itu termasuk komentar wakil pimpinan the Federal Reserve Stanley Fischer pada Kamis waktu setempat. Pelaku pasar ingin mengetahui kapan waktu kenaikan suku bunga.
Data ekonomi AS yang dirilis juga memberikan dorongan terhadap harga emas. Pesanan pabrik turun lebih dari yang diperkirakan sekitar 0,8 persen pada Mei. Laporan itu menunjukkan titik lain dalam sejumlah rilis yang menunjukkan perlambatan ekonomi AS.
Harga emas juga mendapatkan dorongan dari uji coba rudal oleh Korea Utara. Sementara itu, indeks dolar Amerika Serikat naik tipis 0,2 persen.
Â
Â
Â
Saksikan Video Menarik di Bawah Ini:
Â
Â
Â