Pupuk Indonesia Salurkan 4,3 Juta Ton Pupuk Selama Semester I

PT Pupuk Indonesia (Persero) telah menyalurkan 4,35 juta ton pupuk ke sektor tanaman pangan. Angka itu 46 persen dari alokasi 2017.

oleh Ilyas Istianur Praditya diperbarui 07 Jul 2017, 17:31 WIB
Diterbitkan 07 Jul 2017, 17:31 WIB
20160704-Pupuk Padi-Karawang- Gempur M Surya
Petani memupuk tanaman padi di Karawang, Jawa Barat, Senin (4/7). Untuk mencapai target swasembada pangan 2016, pemerintah telah mengalokasikan anggaran sebesar Rp 20 triliun. (Liputan6.com/Gempur M Surya)

Liputan6.com, Jakarta - PT Pupuk Indonesia (Persero) telah menyalurkan 4.354.770 ton pupuk ke sektor tanaman pangan selama semester I 2017. Jumlah tersebut mencapai 46 persen dari alokasi tahun 2017.

Rincian penyaluran pupuk tersebut terdiri dari 1,9 juta ton urea, 1,25 juta ton NPK, 432 ribu ton SP36 serta 472 ribu ton ZA dan 296 ribu ton pupuk organik. Sesuai penugasan dari Pemerintah, Pupuk Indonesia bertugas menyalurkan 9,55 juta ton pupuk bersubsidi untuk tahun 2017.

Head of Corporate Communication PT Pupuk Indonesia, Wijaya Laksana menuturkan, penyaluran pupuk ke sektor tanaman pangan, khususnya pupuk bersubsidi tahun ini relatif baik.

"Stok saat ini juga cukup aman. Hingga 6 Juli, secara nasional total stok di lini III & IV, atau di gudang kabupaten dan kios sebesar total 856.114 ton. Jumlah ini cukup untuk memenuhi kebutuhan hingga 6 minggu ke depan, dan belum termasuk stok yang terdapat di gudang pabrik dan provinsi," jelas Wijaya kepada wartawan, Jumat (7/7/2017).

Rincian stok nasional di lini III & IV terdiri dari 446.771 ton urea, 208.896 ton NPK, 40.202 ton SP36 dan sisanya terdiri dari pupuk ZA dan organik.

Wijaya juga mengungkapkan, walaupun secara nasional stok dan penyaluran aman, ada sejumlah daerah yang serapan pupuk oleh petani ternyata cukup tinggi. Bahkan melebihi alokasi yang sudah ditetapkan sehingga kadang terjadi kendala distribusi.

"Untuk mencegah terjadinya kekosongan, kami mengerahkan upaya ekstra untuk dapat memenuhi permintaan petani, antara lain dengan melakukan realokasi atau mengirimkan tambahan pasokan pupuk dari kota yang menjadi distribution center kami," tambah Wijaya.

Salah satu wilayah yang penyerapan pupuk nonureanya tinggi adalah NAD dan Sumatera Utara. Penyaluran SP-36 di NAD hingga akhir Juni 2017 telah mencapai 12.836 ton atau 103 persen dari rencana alokasinya, atau sudah 60 persen dari jatah alokasi 2017. Sedangkan di Sumut, penyaluran SP-36 mencapai 26.981 ton atau 99 persen dari rencana dan sudah mencapai 53 persen dari rencana alokasi 2017.

Untuk mengamankan stok pupuk ke sektor tanaman pangan, khususnya pupuk bersubsidi, Pupuk Indonesia dan anak-anak perusahaannya telah menerapkan kebijakan stok di atas ketentuan guna mencegah terjadinya kekosongan saat terjadi lonjakan permintaan.

"Kami juga menyiapkan distribution center di beberapa titik di seluruh Indonesia, sehingga setiap terjadi kekurangan stok, maka akan langsung dikirimkan dari distribution center tersebut," tutur Wijaya.

 

 

Saksikan Video Menarik di Bawah Ini:

 

 

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya