Harga Emas Tersungkur Imbas Laporan Tenaga Kerja AS

Harga emas turun 1,1 persen menjelang akhir pekan ini imbas laporan data tenaga kerja sektor non pertanian AS melebihi harapan.

oleh Agustina Melani diperbarui 08 Jul 2017, 07:12 WIB
Diterbitkan 08 Jul 2017, 07:12 WIB
20151109-Ilustrasi-Logam-Mulia
Ilustrasi Logam Mulia (iStockphoto)

Liputan6.com, New York - Harga emas melemah ke level terendah dalam empat bulan. Ini didorong data tenaga kerja Amerika Serikat (AS) yang menguat sehingga mendorong spekulasi kenaikan suku bunga bank sentral AS atau the Federal Reserve pada tahun ini.

"Data tenaga kerja sektor non pertanian membawa berita negatif kepada pelaku pasar. Ini bukan soal angka tetapi spekulasi soal rencana kenaikan suku bunga bank sentral AS lebih dari satu kali pada tahun 2017," ujar Naeem Aslam, Chief Market Analyst ThinkMarkets, seperti dikutip dari laman Marketwatch, Sabtu (8/7/2017).

Harga emas untuk pengiriman Agustus turun US$ 13,60 atau 1,1 persen ke level US$ 1.209,79 per ounce. Harga emas ini terendah sejak pertengahan Maret. Sepekan ini, harga emas turun 2,6 persen.

Sementara itu, harga perak melemah 55,8 sen atau 3,5 persen ke level US$ 15.425 per ounce. Selama sepekan, harga perak tergelincir 6,9 persen.

Pendiri Gold Forecaster, Julian Philips menuturkan harga emas dan perak perlu konfirmasi ke depannya. Apalagi sejumlah orang percaya kalau pengetatan tingkat suku bunga masih akan terjadi. Namun selalu ada kemungkinan untuk ditunda. "Jadi ketidakpastian global tetap menjadi perhatian di negara maju," ujar Philips.

The Federal Reserve atau bank sentral AS sedang mempertimbangkan upaya menormalkan kebijakan. Dalam sebuah laporan, bank sentral AS akan menaikkan suku bunga secara bertahap dan menurunkan neraca.

Sementara itu, bank sentral Eropa memberikan sinyal pihaknya bersiap menghentikan stimulus usai catatkan pembelian secara agresif.

Sentimen itu menekan pasar obligasi sehingga menurunkan harga dan membuat imbal hasil obligasi melonjak. Ini menjadi faktor negatif untuk emas.

Selain itu, data ekonomi AS juga menjadi perhatian pasar. Data tenaga kerja AS bertambah 22 ribu pekerjaan baru pada Juni. Kenaikan itu terbesar dalam empat bulan. Sedangkan gaji per jam hanya naik 0,2 persen.

"Jumlah pekerjaan namun upah tetap dasar. Ini menambah kekhawatiran inflasi tidak naik menjadi kekhawatiran utama the Federal Reserve," kata Philips.

Sebelumnya the Federal Reserve menilai inflasi rendah bersifat sementara. Oleh karena itu membuka kenaikan suku bunga selanjutnya. Diperkirakan the Federal Reserve akan menaikkan suku bunga lagi. Dengan suku bunga tinggi mengangkat daya tarik menahan dolar.

Indeks dolar AS naik pun menahan harga emas. Indeks dolar AS naik 0,20 persen. Selain itu, bursa saham AS positif juga menekan harga emas.

 

 

Saksikan Video Menarik di Bawah Ini:

 

 

 

Tag Terkait

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya