3 Hal yang Masih Membayangi Perekonomian RI

Pemerintah menargetkan pertumbuhan ekonomi Indonesia bisa mencapai 7 persen.

oleh Pebrianto Eko Wicaksono diperbarui 17 Jul 2017, 15:03 WIB
Diterbitkan 17 Jul 2017, 15:03 WIB
Ilustrasi pertumbuhan Ekonomi
Ilustrasi pertumbuhan Ekonomi

Liputan6.com, Jakarta PT Bank CIMB Niaga menilai perekonomian Indonesia masih menghadapi tantangan, meski selama semester pertama 2017 menunjukkan perbaikan.

Chief Economist Bank CIMB Niaga, Ad‎rian Pangambean mengatakan, ada tiga hal yang menjadi‎ tantang perekonomian Indonesia, untuk mencapai pertumbuhan sebesar 7 persen seperti rencana pemerintah.

"Untuk meraihnya, setidaknya dibutuhkan tiga hal yang bisa diupayakan oleh semua pihak," kata Adrian dalam sebuah diskusi di Graha CIMB Niaga, Jakarta, Senin (17/7/2017).

Tantangan pertama adalah tambahan pembiayaan sebesar 6 persen sampai 8 persen dari Produk Domestik Bruto (PDB) setiap tahunnya. Tambahan pembiayaan sebesar itu bisa diperoleh dari beberapa sumber‎, tetapi ‎kebutuhan tersebut di bawah asumsi terjadinya perbaikan dalam efisiensi penggunaan modal.

Kemudian, foreign direct investment (FDI) ke Indonesia, yang saat ini hanya berkisar dua persen dari PDB. Angka ini tergolong rendah dibandingkan negara pesaing, sehingga perlu dinaikkan menjadi paling sedikit 5 persen dari PDB. Tax ratio yang saat ini hanya berkisar 11 persen dari PDB pun perlu dinaikkan, menjadi paling tidak ke kisaran 15 persen dari PDB.

"Pasar modal dan mobilisasi tabungan masyarakat adalah sumber berikutnya. Tingkat kedalaman finansial (financial depth) di pasar modal dan sangat rendahnya penetrasi lembaga keuangan, harus segera ditingkatkan sehingga mobilisasi modal dan akumulasi tabungan nasional dapat dicapai secara lebih efektif," papar Adrian.

Kedua, dibutuhkan bid-institutions yang berperan sebagai jembatan antara tabungan nasional dengan investasi yang mampu berperan efektif dan sebagai pelengkap lembaga-lembaga asuransi sosial yang ada saat ini, seperti Badan Penyelenggara Jaminan Sosial Kesehatan.

Terakhir, dibutuhkan fondasi hukum yang jauh lebih kokoh. Fondasi hukum adalah prasyarat terpenting untuk bisa terciptanya regulasi yang berimbang, dinamis serta hadirnya tata kelola yang baik (good governance).

Ini agar kepastian investasi dan usaha terjamin dengan mobilisasi pembiayaan bisa berjalan efektif dan akselerasi pertumbuhan ekonomi ke arah tren 7 persen bisa tercapai.

“Yang saya maksud disini adalah tingkat kepastian, penegakan, dan ketegasan hukum yang seharusnya sudah setara dengan negara-negara maju," dia menandaskan.

Tonton video menarik berikut ini:

Live Streaming

Powered by

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya