Berapa Banyak Minyak yang Masih Tersimpan di Perut RI?

Untuk memproduksi minyak yang masih terkandung di dalam bumi Indonesia harus memakai teknologi yang tepat guna

oleh Pebrianto Eko Wicaksono diperbarui 17 Jul 2017, 20:12 WIB
Diterbitkan 17 Jul 2017, 20:12 WIB
Untuk memproduksi minyak yang masih terkandung di dalam bumi Indonesia harus memakai teknologi yang tepat guna
Untuk memproduksi minyak yang masih terkandung di dalam bumi Indonesia harus memakai teknologi yang tepat guna

Liputan6.com, Jakarta - Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Hulu Minyak dan Gas Bumi (SKK Migas) mencatat masih ada kandungan minyak sebanyak 55 miliar barel yang belum terambil dari perut bumi Indonesia.

Kepala SKK Migas Amien Sunaryadi mengatakan, minyak yang belum terambil tersebut menjadi tantangan. Pemerintah dan juga perusahaan migas harus mencari cara untuk bisa mengambil minyak tersebut dan kemudian memproduksi menjadi minyak olahan.

"Itu sumber daya yang menjadi cadangan kita dan belum terambil. Ini menjadi tantangan bagi kita bagaimana cara mengambil dan memproduksi," kata Amien, di Gedung DPR, Jakarta, Senin (17/7/2017).

Menurut Amien, untuk memproduksi minyak yang masih terkandung di dalam bumi Indonesia tersebut, harus memakai teknologi yang tepat guna dan menggunakan metode baru. "Kalau bisa pakai teknologi tepat untuk memproduksi," ucapnya.

Amien mengungkapkan, saat ini ada sembilan proyek hulu migas yang diharapkan dapat meningkatkan produksi minyak nasional. Sembilan proyek tersebut adalah Tropik energi Pandan - Ario Damar, Odira Karang Agung- Ridho Field, PHE WMO 12, HCML BD, PEP-Pipeline Gis Lifting, ENI Muara Bakau, Petrochina Jabung - WB SB, dan EMCL.

"Diharapkan dengan proyek ini dapat menambah jumlah produksi minyak," jelas Amien.

Sebelumnya,  SKK Migas mengungkapkan bahwa realisasi produksi migas pada pertengahan 2017 tersebut mencapai 98,4 persen, dari target produksi yang ditetapkan dalam Anggaran Pendapatan Belanja Negara (APBN) 2017 sebesar 1,96 juta BOEPD.

"Realisasi produksi migas jika dibandingkan rencana kerja anggaran, produksi migas semester I 2017 mencapai 99,5 persen dengan target 1,94 juta BOEPD," kata Amien.

Produksi migas tersebut berasal dari 71 Wilayah Kerja (WK) migas berproduksi, yang dioperatori 85 perusahaan migas atau Kontraktor Kontrak Kerjasama (KKKS).

‎Amien merinci, rata-rata lifting minyak bumi sampai semester pertama 2017 sebesar 802 ribu barel per hari (bph). Angka ini sekitar 98 persen dari target dalam APBN 2017 yang sebesar 815 ribu bph, atau 99,2 persen jika dibanding target rencana kerja anggaran ‎808,4 bph.

Untuk gas bumi, lifting sampai semester pertama 2017 sebesar 6,338 juta standar kaki kubik per hari (MMSCFD) atau sekitar 98,4 persen dari target APBN sebesar 6,440 MMSCFD. Sedangkan jika dibandingkan target rencana kerja anggaran, baru 99,7 persen ‎dari 6,3 MMSCF.

Tonton Video Menarik Berikut Ini:

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya