Harga Emas Naik Usai Dolar AS Tertekan

Dolar AS sentuh level terendah dalam 10 bulan menjadi katalis positif untuk harga emas.

oleh Agustina Melani diperbarui 20 Jul 2017, 06:45 WIB
Diterbitkan 20 Jul 2017, 06:45 WIB
20151109-Ilustrasi-Logam-Mulia
Ilustrasi Logam Mulia (iStockphoto)

Liputan6.com, New York - Harga emas bergerak menguat seiring dolar Amerika Serikat (AS) tertekan ke level terendah dalam 10 bulan. Hal itu mengingat prospek suku bunga bank sentral AS naik melemah pada tahun ini.

Harga emas untuk pengiriman Agustus naik tipis ke level US$ 1.242 usai ditransaksikan di kisaran harga US$ 1.235-US$ 1.243.

Indeks dolar AS turun 0,4 persen secara mingguan. Namun pergerakanya sedikit berubah ke level 86,95 terhadap mata uang asing pada perdagangan Rabu waktu setempat.

"Sentimen utama pengaruhi harga emas yaitu pergerakan indeks dolar AS. Penurunan dolar secara teknikal ada keuntungan," ujar Analis Kitco, Jim Wyckoff seperti dikutip dari laman Marketwatch, Kamis (20/7/2017).

Penurunan dolar AS mendukung pergerakan harga komoditas seperti emas. Sementara itu, harga perak untuk pengiriman September naik 2,9 sen atau 0,2 persen menjadi US$ 16.297 per ounce.

Selain itu, rilis sejumlah data ekonomi AS juga akan pengaruhi dolar AS dan kemungkinan kenaikan suku bunga bank sentral AS pada semester II 2017. Saat ini pasar menghadapi data ekonomi AS yang beragam.

"Dengan inflasi rendah, kami harap the Federal Reserve dapat menunda kenaikan suku bunga hingga Desember," tulis Analis Capital Economics dalam catatannya.

Lebih lanjut ia menuturkan, berdasarkan pernyataan pejabat the Federal Reserve dan pertemuan FOMC pada pekan depan juga akan diumumkan dimulainya normalisasi neraca. "Kami harapkan juga tidak ada kenaikan suku bunga," tulis analis Capital Economics.

 

 

Saksikan Video Menarik di Bawah Ini:

 

 

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya