RI Ingin Seimbangkan Neraca Dagang dengan Negara di Afrika Barat

Indonesia ingin mendorong ekspor ke negara di Afrika Barat.

oleh Septian Deny diperbarui 27 Jul 2017, 18:50 WIB
Diterbitkan 27 Jul 2017, 18:50 WIB
RI Ingin Seimbangkan Neraca Dagang dengan Negara di Afrika Barat
RI Ingin Seimbangkan Neraca Dagang dengan Negara di Afrika Barat

Liputan6.com, Jakarta Indonesia mengajukan proposal Persetujuan Preferensi Perdagangan (PTA) ke Komunitas Ekonomi Negara-Negara Afrika Barat (Economic Community of West African States/Ecowas). Ini dalam rangka mendorong kinerja ekspor Indonesia ke negara di kawasan tersebut.

Menteri Perdagangan (Mendag) Enggartiasto Lukita menyatakan, pengajuan proposal ini mendapatkan respon positif dari negara-negara di Kawasan Afrika Barat, salah satunya Nigeria.

"Kita mengajukan PTA. Ini sudah bisa menyangkut secara keseluruhan, apakah bilateral atau dengan Ecowas. Responnya sangat luar biasa," ujar dia di Jakarta, Kamis (27/7/2017).

Pengajuan proposal PTA tersebut diantaranya untuk meminta penyesuaian tarif produk. Salah satu tarif yang dikenakan cukup tinggi adalah komoditas minyak sawit mentah (CPO) yang mencapai 35 persen ke Nigeria.

"Soal CPO, mereka mengatakan agar Indonesia mengajukan list bersama dengan PTA. Mereka menyatakan bahwa PTA dan kerjasama lain itu bisa selesai dalam waktu singkat. Keinginan saya, neraca perdagangan seimbang, tidak mau ada defisit terlalu jauh," jelas dia.

Ecowas beranggotakan 15 negara, diantaranya Nigeria, Benin, Burkina Faso, Tanjung Verde, Gambia, Ghana, Guinea, Guinea-Bissau, Pantai Gading, Liberia, Mali, Niger, Senegal, Sierra Leone, dan Togo.

Menurut Enggar, Presiden Ecowas Marcel De Sousa pun memberikan respons positif kepada delegasi Indonesia untuk melakukan PTA.‎ Bahkan Ecowas juga membuka peluang bagi Indonesia untuk berinvestasi di negara-negara ‎anggotanya.

"Presiden Ecowas menyatakan, mereka tidak hanya mau ekspor saja, akan tetapi juga mendorong Economic Partnership Agreement untuk lebih banyak membuka peluang investasi karena mereka memerlukan lapangan kerja yang besar," kata Enggar.

Sementara itu, Direktur Riset Center of Reforms Economics (CORE) Indonesia, Mohammad Faisal mengatakan, kerja sama bilateral antara Indonesia dan Nigeria ini tidak menutup kemungkinan untuk membuka pintu dagang ke negara-negara Ecowas lain. Oleh sebab itu, respon positif dari Nigeria ini diharapkan bisa menular ke negara lain di kawasan tersebut.

"Tidak menutup kemungkinan bisa menular juga ke negara-negara Ekowas itu,” kata dia.

Faisal menuturkan, Nigeria merupakan potensi pasar yang kuat. Pasalnya, Nigeria adalah negara yang ekonomi terbesar di Afrika dengan jumlah penduduk mencapai 186 juta jiwa.

“Sekarang Nigeria termasuk salah satu negara yang ekonominya terbesar di Afrika, karena pertumbuhan penduduknya tinggi sekali, jadi potensi pasarnya besar. Jadi wajar, strategi yang bagus menjajaki komoditas apa saja yang bisa diekspor ke Nigeria,” tandas dia.

Tonton video menarik berikut ini:

Live Streaming

Powered by

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya