Lebih Baik Mana, Asuransi atau Tabungan Pendidikan Anak?

Jika Anda memiliki dana yang bisa meredam inflasi biaya pendidikan anak, asuransi pendidikan sangat layak dipertimbangkan.

oleh Nurseffi Dwi Wahyuni diperbarui 03 Agu 2017, 08:00 WIB
Diterbitkan 03 Agu 2017, 08:00 WIB
Ilustrasi Asuranasi Pendidikan
Ilustrasi Asuranasi Pendidikan

Liputan6.com, Jakarta - Hampir semua orang tua menempatkan pendidikan anak dalam prioritas atas  hidup mereka.  Namun upaya untuk memberikan pendidikan berkualitas sekarang memiliki tantangan yang tidak ringan. Dari tahun ke tahun, biayanya  meningkat secara fantastis.

Bayangkan saja, menurut data dari Badan Pusat Statistik (2013), rata-rata kenaikan biaya pendidikan di Indonesia mencapai 20 setiap tahun. Sebuah media nasional bahkan melaporkan biaya pendidikan di Perguruan Tinggi Swasta rata-rata naik 40 persen per tahun.

Belum lagi adanya fenomena,  semakin baik sistem pengajaran dan semakin lengkap fasilitas yang diberikan, semakin tinggi pula biaya pendidikan  untuk anak.

Maka tidak heran kalau banyak orang tua  pontang-panting mencari utang demi menutup biaya pendidikan anaknya. Bahkan tidak sedikit yang masuk perangkap gali lubang tutup lubang. Atau malah terjebak dalam utang berbunga tinggi. Dengan kondisi tersebut, sangat masuk akal jika hampir setiap orang berpikiran untuk mempersiapkan dana pendidikan anak sedini mungkin.

Salah satu strategi yang banyak ditempuh para orang tua sekarang adalah ikut asuransi pendidikan atau tabungan pendidikan.  Karena peminatnya besar, kedua instrumen itu juga merupakan produk yang paling sering ditawarkan oleh bank dan perusahaan finansial.  

Masing-masing produk keuangan tersebut memiliki plus minus. Dalam perencanaan keuangan, Anda bisa  memilih mana saja yang sesuai dengan keadaan dan kebutuhan. Apapun pilihannya, pastikan Anda mendapat tabungan pendidikan atau asuransi terbaik untuk masa depan buah hati.

Asuransi Terbaik untuk Pendidikan Anak?  

Meski sekilas terkesan sama, tabungan pendidikan berbeda dengan asuransi pendidikan, terutama dalam hal karakteristik dan tingkat risikonya. Yang paling pokok, tabungan pendidikan lebih berfungsi sebagai investasi, sementara asuransi adalah alat proteksi.

Di kalangan ibu rumah tangga, produk tabungan pendidikan anak sangat populer karena dianggap lebih aman. Instrumen tersebut biasanya ditawarkan  bank melalui skema menabung secara rutin  dengan pilihan jumlah dan periode yang ditentukan.

Tabungan ini kemudian di-lock (dikunci) oleh bank dan akan dicairkan pada periode tertentu. Periode pencairan biasanya disesuaikan dengan waktu anak masuk sekolah.   

Orang tua yang masih awam asuransi umumnya cenderung memilih tabungan pendidikan karena banyak kemudahan dalam prosesnya. Apalagi bunga tabungan pendidikan juga menggiurkan. Biasanya lebih tinggi dibanding tabungan reguler, bahkan bisa bersaing dengan bunga deposito. Rata-rata  sekitar 5 persen-6 persen per tahun (sebelum pajak).

Namun problemnya, bunga itu tetap saja tidak mampu mengejar kenaikan biaya pendidikan anak yang mencapai 20 persen tiap tahun.

Jika yang Anda inginkan adalah memiliki dana yang bisa meredam inflasi biaya pendidikan anak, asuransi pendidikan sangat layak dipertimbangkan. Pembahasan berikut akan menyajikan beberapa alasan rasional mengapa asuransi pendidikan layak menjadi pilihan utama.

Apa saja? Simak ulasannya seperti dikutip dari DanaXtra:

1. Asuransi Terbaik Solusi Jitu Dana Pendidikan

Pemilik asuransi  adalah ayah atau ibu yang menjadi pencari nafkah utama dalam keluarga. Dengan membayar premi dalam jumlah dan waktu tertentu sesuai pilihan, nasabah asuransi tidak perlu pusing setiap kali putra-putrinya masuk jenjang pendidikan baru.

Melalui premi yang dia bayarkan secara rutin, perusahaan asuransi sudah menyiapkan dana segar untuk biaya masuk Sekolah Dasar, SMP, SMA atau Perguruan Tinggi.  

Dana asuransi  tetap diberikan jika pemiliknya meninggal dunia dengan tanpa membayar premi lagi. Keuntungan itu masih ditambah dengan uang hasil investasi yang nilainya tergantung keberhasilan pengelolaan pihak asuransi.    

Dengan demikian, asuransi pendidikan menawarkan solusi yang relatif lebih lengkap dibanding tabungan pendidikan. Ketersediaan perlindungan (termasuk proteksi jiwa), jaminan nilai dana pendidikan, serta ketersediaan manfaat dana tunai. Sebagai produk investasi, pertumbuhan nilai uang di asuransi pendidikan juga bisa mengimbangi tingkat inflasi.

Simak video menarik di bawah ini:

Selanjutnya

2. Pilih Asuransi Terbaik untuk Pendidikan Anak

Secara umum, saat ini ada dua jenis asuransi pendidikan anak yang dikembangkan industri perbankan. Pertama, asuransi dwiguna (endowment) dan satunya asuransi pendidikan anak unitlink. Keduanya berbeda dari sisi bunga atau hasil investasi.

Asuransi pendidikan anak jenis endowment maupun unitlink berfungsi sebagai pemberian proteksi jiwa kepada tulang punggung keluarga. Asuransi pendidikan endowment merupakan gabungan asuransi jiwa tradisional ditambah dengan tabungan (deposito).

Sementara asuransi pendidikan unitlink  merupakan gabungan asuransi jiwa tradisional ditambah dengan investasi (mirip reksa dana). Perkirakan Kebutuhan Pendidikan Sebelum Menentukan Asuransi Terbaik

Sebelum memilih produk asuransi, paling tidak Anda harus memperhitungkan uang pangkal yang biasanya disebut uang gedung dan dibayarkan ketika anak pertama kali masuk sekolah. Setelah itu masukkan komponen SPP setiap bulan, sejak mulai masuk sekolah hingga lulus.

Ketiga, survei pula kebutuhan buku-buku (buku pelajaran, buku tulis dan buku latihan - LKS), biaya transportasi (meliputi biaya BBM untuk antar jemput atau naik angkutan umum), plus uang saku anak. Masukkan pula estimasi biaya untuk kegiatan ekstrakulikuler yang juga butuh anggaran tersendiri.

Setelah mengetahui perkiraan besaran dana yang dibutuhkan, hitung juga besaran premi yang mampu Anda bayar. Jangan sampai melebihi batas kemampuan, agar kondisi finansial keluarga tetap stabil dan pembayaran premi tidak macet ditengah jalan karena keberatan.

Jika ternyata perkiraan biaya sekolah lebih besar dari kemampuan membayar premi, Anda harus realistis. Masukkan anak ke sekolah yang perkiraan biayanya lebih ringan. Misalnya ke sekolah yang tidak mengenakan uang pangkal, sekolah yang  gratis SPP,  atau yang lokasinya lebih dekat rumah untuk menghemat biaya transportasi.

Setelah semua perkiraan perhitungan itu selesai, barulah Anda bisa memilih provider asuransi pendidikan yang sesuai dengan kebutuhan dan kemampuan. Pilihlah dengan hati-hati agar tidak menyesal di kemudian hari.

Selanjutnya


3. Asuransi Terbaik Punya Rekam Jejak Baik

Dalam hal kredibilitas, banyak calon nasabah memilih asuransi yang sudah berdiri lama. Anggapan itu tidak terlalu salah karena rekam jejaknya lebih mudah ditelusuri. Namun bukan berarti  perusahaan asuransi yang baru berdiri tidak bisa dipercaya. Untuk mengecek kredibilitas perusahaan asuransi, Anda bisa mencari informasinya di Otoritas Jasa Keuangan (OJK).

Sebaiknya Anda juga berkonsultasi dengan teman yang sudah menjadi nasabah asuransi tersebut. Carilah info sebanyak-banyaknya, terutama  dari sisi pelayanan. Pancing ia untuk bercerita pengalaman pahit manisnya selama menjadi nasabah asuransi tersebut.

Jika kesulitan mencari informasi secara langsung, Anda dapat memanfaatkan internet. Bergabunglah  dalam forum online atau grup media sosial yang membahas asuransi yang hendak Anda pilih.

Selanjutnya

4. Agen Asuransi Terbaik Terdaftar di AAUI

Di masa lalu, agen asuransi sering memperoleh citra yang kurang baik, terutama dalam memegang kepercayaan nasabah. Agen asuransi yang baik mestinya menempatkan kebutuhan klien pada prioritas pertama serta memiliki pengetahuan mendalam tentang polis asuransi dan cakupan perlindungan yang ditawarkannya.

Agen asuransi harus mampu meyakinkan klien bahwa mereka akan menerima kualitas pelayanan dan cakupan perlindungan terbaik.

Jika Anda membeli polis asuransi melalui agen, pastikan ia terdaftar sebagai anggota asosiasi asuransi dan memiliki kartu AAUI (Asosiasi Asuransi Umum Indonesia). Sedangkan bila Anda mengambil asuransi syariah pastikan agen asuransi tersebut terdaftar sebagai anggota asosiasi asuransi dan memiliki kartu AASI (Asosiasi Asuransi Syariah Indonesia).

Apabila para agen asuransi memiliki kartu anggota asosiasi asuransi tersebut, berarti mereka agen profesional. Abaikan saja jika ternyata ia tidak terdaftar serta tidak memiliki kartu anggota asosiasi asuransi itu. Carilah agen provider asuransi lain yang profesional demi keamanan dan kenyamanan Anda.

So, jangan tergesa-gesa mengambil keputusan. Ingat, asuransi pendidikan adalah jenis asuransi jangka panjang. Anda tidak pernah bisa mundur, kecuali merelakan premi yang sudah telanjur dibayarkan.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya