Liputan6.com, Jakarta Pemanfaatan dana haji untuk pembangunan infrastruktur dinilai masih berisiko. Hal tersebut menjadi pembicaraan hangat beberapa waktu belakang ini.
Peneliti Institute for Development of Economics and Finance (Indef) Bhima Yudhistira mengatakan, pembangunan infrastruktur saat ini masih minim. Artinya, proyek ini masih berisiko lantaran belum menjanjikan imbal hasil yang baik.
"Kalau investasi langsung ke proyek infrastruktur, kita lihat pembangunan infrastruktur di Indonesia masih jauh dari target yang bahkan ditentukan pemerintah sendiri. Artinya, ada risiko operasional. Misalkan, pembebasan lahan biaya cukup mahal, biaya perizinan cukup mahal," kata dia dalam diskusi di Kawasan Senayan Jakarta, Minggu (6/8/2017).
Bhima menyebut, baru 9 persen proyek infrastruktur yang terealisasi. Sebagian besar, kata dia, masih dalam progres.
"Kemudian realisasi dari mulai 2014-2017 hanya 9 persen. Dan sekitar 46 persen masih dalam tahap perencanaan, lelang ini kan lambat. Dana haji walaupun jangka waktunya cukup panjang, tetap bisa jadi di tengah operasional membutuhkan ruang operasional untuk keluar haji. Kalau ditempatkan, infrastruktur ini kan enggak bisa dipakai, ada risiko operasional," jelas dia.
Indonesia bisa berkaca dari Malaysia saat mengelola dana haji. Bhima mengatakan, dana haji Malaysia diatur lebih fleksibel dan mendapat imbal hasil yang baik. Sebab, dana haji masuk ke konstruksi dan properti
"Kemudian lihat dari Malaysia nanti ending-nya infrastruktur, tapi labelnya konstruksi dan properti. Ini yang dibuat lebih fleksibel, kenapa konstruksi dan properti, karena konstruksi dan properti memang sebagian kecil itu masuk dalam infrastruktur melalui sukuk. Tapi sebagian besarnya properti yang memang memiliki keuntungan luar biasa," ujar dia.
Dia menambahkan, dana haji di Malaysia terus berkembang karena masuk lebih banyak ke properti. "Kalau belajar dari Malaysia, dia punya properti di London nilainya miliaran dolar, kemudian investasi juga ke Sydney bikin bangunan," tutup dia.
Dana Haji untuk Infrastruktur, RI Bisa Belajar dari Malaysia
Pemanfaatan dana haji untuk pembangunan infrastruktur dinilai masih berisiko.
diperbarui 06 Agu 2017, 14:15 WIBDiterbitkan 06 Agu 2017, 14:15 WIB
Advertisement
POPULER
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
Berita Terbaru
Hasto PDIP: Pramono-Rano Tempatkan Diri Sebagai Wakil Rakyat, Bukan Perwakilan Raja
Kolesterol Bebek vs Ayam, Mana yang Lebih Aman Dikonsumsi?
Siap Menangkan Andika-Hendi di Cilacap, Relawan Perkasa Bercahaya Mendeklarasikan Diri
Media Sosial Milik Donald Trump Jajaki Bisnis Perdagangan Kripto
Apa Arti dari Warna Merah: Makna Mendalam dan Pengaruhnya
Tangkap 24 Terduga Pelaku Judi Online Komdigi, Polda Metro Masih Buru 4 DPO Lagi
5 Alasan Psikologis Mengapa Kamu Tidak Bisa Berhenti Memikirkan Seseorang
China Perluas Akses Bebas Visa untuk Dorong Pertumbuhan Ekonomi
10 Emiten Pindah ke Papan Pengembangan Mulai 29 November 2024
ERP Adalah: Definisi, Kegunaan, dan Cara Memanfaatkannya
Asal-usul Lapis Legit, Spekkoek Masa Kolonial
VIDEO: Detik-Detik Sopir Lompat Keluar Sebelum Truk Solar Jatuh ke Jurang