Mendag: Nyonya Meneer Bangkrut Mungkin karena Salah Kelola

Mendag Enggartiasto Lukita berharap permasalahan yang dihadapi produsen jamu Nyonya Meneer segera teratasi.

oleh Septian Deny diperbarui 10 Agu 2017, 14:55 WIB
Diterbitkan 10 Agu 2017, 14:55 WIB
nyonya-meneer-7-131119c.jpg

Liputan6.com, Jakarta Menteri Perdagangan (Mendag) Enggartiasto Lukita menduga permasalahan yang membelit produsen jamu [Nyonya Meneer]( 3047220 "") merupakan akibat salah kelola manajemen. Namun, hal ini dinilai biasa terjadi pada perusahaan keluarga.

Enggar mengatakan, saat ini penjualan produk-produk jamu masih relatif stabil. Bahkan, ada sejumlah produk yang penjualannya sangat baik. Melihat kondisi ini, dia memperkirakan masalah yang dihadapi Nyonya Meneer ini lebih kepada persoalan di internal perusahaan.

"Banyak faktor, bisa saja karena internal mereka. Kalau dilihat dalam produk yang sama, yang satu naik, yang satu tidak naik, tentu kinerja. Nah, ada apa kinerja di dalam, tentu mereka sendiri yang tahu. Manajemennya saja yang kurang, mungkin ya. Tapi saya kan tidak boleh melihat, memberikan penilaian sebelum saya tahu internalnya apa yang terjadi," ujar dia di Kantor Kementerian Perdagangan (Kemendag), Jakarta, Kamis (10/8/2017).

Menurut Enggar, perusahaan keluarga seperti Nyonya Meneer rawan terhadap salah kelola manajemen. Oleh sebab itu, harus dilihat lebih dalam pengelolaan perusahaan tersebut selama ini.‎
‎
"Tetapi kalau dilihat total aset dibandingkan dengan bad debt, itu yang tentu harus kita teliti. Dan banknya kepada bank mana. Tentu kita lihat. Jadi dilihat siapa yang menakhodai ini. Dan ini disayangkan saja kalau seandainya terjadi hal seperti itu. Tipikal bisnis keluarga yang kita harus waspadai adalah generasi ke-3," jelas dia.

Namun, Enggar berharap permasalahan yang dihadapi Nyonya Meneer segera teratasi. Selain itu, pihaknya juga akan terus membantu menggenjot penjualan produk-produk jamu dan herbal agar tidak tersisihkan oleh obat-obatan modern.‎

"Bagus dan kita dukung dan kita promosikan herbal kita. Karena itu juga ada tren pergeseran sedikit dengan herbal dan potensi besar," tandas dia.‎

Tonton Video Menarik Berikut Ini:

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya