Menteri Jonan Targetkan Pasang 60 Ribu Gas Rumah Tangga di 2017

Pengalihan energi rumah tangga dari elpiji ke gas bumi semakin santer digalakkan oleh pemerintah demi menghemat biaya.

oleh Dian Kurniawan diperbarui 14 Agu 2017, 10:15 WIB
Diterbitkan 14 Agu 2017, 10:15 WIB
Menteri Jonan meninjau langsung pemasangan pipa gas bumi di Mojokerto (Foto: Dian Kurniawan/Liputan6.com)
Menteri Jonan meninjau langsung pemasangan pipa gas bumi di Mojokerto (Foto: Dian Kurniawan/Liputan6.com)

Liputan6.com, Jakarta Pengalihan energi rumah tangga dari elpiji ke gas bumi semakin santer digalakkan oleh pemerintah demi menghemat biaya. Tahun 2017 ini saja, Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) menargetkan program pipanisasi yang digagas PT Perusahaan Gas Negara (PGN) Tbk tersebut menyentuh 60 ribu rumah tangga di 10 kota.

"Untuk APBN tahun 2017 kita target 59 ribu lebih. Hampir 60 ribu," tutur Menteri ESDM Ignasius Jonan saat meninjau langsung pemasangan pipa gas bumi di Kelurahan/Kecamatan Prajurit Kulon, Kota Mojokerto, Jawa Timur, Minggu (13/8/2017).

Program pipanisasi ini sesuai arahan Presiden RI Joko Widodo, agar bisa lebih memanfaatkan energi bumi secara nasional. Dengan pemasangan ini, bisa mengurangi penggunaan elpiji ukuran 3 kg dan jika dihitung dari harga, gas bumi bisa lebih hemat. "Lumayan hemat jika dipakai untuk rumah tangga," kata Jonan.

Jonan mencontohkan, jika dalam sebulan setiap warga bisa menghabiskan sampai sepuluh tabung elpiji 3 kg, berarti harga yang harus dibayarkan setiap bulannya mencapai Rp 175 ribu. Sedangkan jika dibandingkan dengan gas PGN dapat berhemat hingga setengahnya, yakni Rp 70 ribu hingga Rp 80 ribu.

"Kalau tidak digunakan usaha bisa hemat. Tapi kalau digunakan untuk kegiatan rumah tangga usaha, penggunaannya empat sampai lima tabung, hemat 30-40 ribu per bulan kan lumayan, setahun bisa hemat satu juta," ucapnya.

Untuk saat ini pemerintah pusat masih memprioritaskan gas bumi tersebut bagi rumah tangga sederhana saja. Namun, jika dimungkinkan ekspansi maka bisa merambah hingga seluruh kota. Menurutnya, gas bumi lebih aman dari kebakaran karena tekanan yang dihasilkan hanya 0,2 bar. Selain itu pasokannya juga lebih terjamin.

"Sejak tahun 2009-2016, pemasangan gas bumi ini telah menyentuh 190 rumah tangga. Targetnya, tahun 2018 nanti bisa nambah 150 ribu," ujarnya.


Sementara itu, Pemerintah Kota Mojokerto sendiri mendapat jatah pemasangan sekitar 5 ribu rumah tangga di tahun 2017. Jumlah itu dimungkinkan masih akan bertambah secara bertahap. "Tahun ini kami mengajukan 7 ribu rumah, tapi baru mendapatkan jatah 5 ribu." kata Wali Kota Mojokerto Mas'ud Yunus.

Kiai Ud, sapaan akrab Mas'ud Yunus, menambahkan, dari total 38 ribu rumah di Kota Mojokerto, pihaknya menargetkan 25 ribu rumah bisa merasakan gas bumi sebagai ganti elpiji, namun hal itu hanya bisa dilakukan secara bertahap mengingat jatah yang diberikan harus dibagi secara nasional.

Pemkot sendiri telah menggelar sosialiasi tentang konversi energi ini. Sasarannya, warga yang kurang mampu seperti di Lingkungan Prajurit Kulon, Kelurahan Miji di Kecamatan Kranggan, Kelurahan Kauman, Kelurahan Surodinawan dan Kelurahan Mentikan di Kecamatan Prajurit Kulon.

"Kami terus gencar sosialisasikan ini melalui kelurahan, dan mendata mana saja warga yang kurang mampu untuk mendapatkan prorgam ini. Karena prioritas kami adalah warga yang kurang mampu dan pemukiman padat penduduk. Dan pastinya, program ini gratis tidak dipungut biaya apapun," ujarnya.

 

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya