Liputan6.com, Jakarta - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) diproyeksi melemah namun cenderung terbatas. Pasalnya, IHSG sudah melemah cukup dalam beberapa hari terakhir sehingga mencoba berbalik arah.
"Sempat mengalami pelemahan namun adanya aksi beli mencoba menahan pelemahan lebih dalam. Diharapkan volume belu dapat lebih meningkat sehingga dimungkinkan mengimbangi masih adanya volume jual," kata Analis PT Binaartha Sekuritas Reza Priyambada di Jakarta, Rabu (30/8/2017).
Advertisement
Baca Juga
Namun, Reza meminta pelaku pasar tetap mencermati berbagai sentimen yang membuat IHSG turun lebih tajam. "Tetap cermati berbagai sentimen dan antisipasi sentimen yang dapat membuat arah IHSG kembali bervariatif melemah," kata dia.
Reza memperkirakan IHSG bergerak pada support 5.868-5.848. Kemudian resistance pada level 5.905-5.922.
Dia merekomendasikan saham PT Adhi Karya Tbk (ADHI), PT Bank Pembangunan Daerah Jawa Timur Tbk (BJTM), PT Adaro Energy Tbk (ADRO), PT Telekomunikasi Indonesia Tbk (TLKM), PT Wijaya Karya Tbk (WIKA).
Menurut Reza, sentimen dalam negeri cenderung positif pada perdagangan saham kemarin. Lantaran, terjadi kesepakatan antara pemerintah dan PT Freeport Indonesia (PTFI).
"Nyatanya pelaku pasar masih melakukan aksi jual. Kondisi ini pun tidak terlepas dari sejumlah sentimen negatif melemahnya sejumlah saham Asia seiring peluncuran kembali rudal Korea Utara," tandas dia.
Tonton Video Menarik Berikut Ini:
Melemah tipis
Untuk diketahui, pada penutupan perdagangan saham Selasa kemarin, IHSG melemah 15,12 poin atau 0,26 persen ke level 5.888,21. Indeks saham LQ45 tergelincir 0,22 persen ke level 982,75. Seluruh indeks saham acuan kompak melemah.
Ada sebanyak 196 saham merosot sehingga mendorong laju IHSG tertekan. Sedangkan 142 saham menguat. 120 saham lainnya diam di tempat. Pada Selasa pekan ini, IHSG sempat berada di level tertinggi 5.902,61 dan terendah 5.865,40. Total frekuensi perdagangan saham sekitar 330.321 kali dengan volume perdagangan saham 8,6 miliar saham. Nilai transaksi harian saham Rp 9,1 triliun.
Posisi investor asing melakukan aksi jual di pasar reguler mencapai Rp 457,61 miliar. Sedangkan di seluruh pasar mencapai Rp 1,21 triliun. Posisi dolar Amerika Serikat berada di kisaran Rp 13.334.
Secara sektoral, sebagian besar sektor saham melemah kecuali sektor saham barang konsumsi naik 0,56 persen dan sektor saham konstruksi menguat 0,11 persen. Sektor saham industri dasar tergelincir 1,43 persen, dan mencatatkan penurunan terbesar. Disusul sektor saham aneka industri melemah 1,06 persen dan sektor saham pertanian susut 0,67 persen.
Advertisement