Jonan Minta Astra Perhatikan Kelestarian Lingkungan PLTU Jawa 4

PLTU Jawa 4 dibangun dengan menggunakan teknologi terbaru yaitu ultra-super-critical (USC).

oleh Pebrianto Eko Wicaksono diperbarui 31 Agu 2017, 18:26 WIB
Diterbitkan 31 Agu 2017, 18:26 WIB
Menteri ESDM Ignasius Jonan menghadiri dimulainya pembangunan PLTU Jawa 4, di di Desa Tubanan, Kecamatan Kembang, Kabupaten Jepara, Jawa Tengah, Kamis (31/8/2017).
Menteri ESDM Ignasius Jonan menghadiri dimulainya pembangunan PLTU Jawa 4, di di Desa Tubanan, Kecamatan Kembang, Kabupaten Jepara, Jawa Tengah, Kamis (31/8/2017).

Liputan6.com, Jakarta - Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Ignasius Jonan meminta ke anak usaha PT Astra Internasional yaitu PT United Tractor ‎memperhatikan kelestarian linkungan sekitar embangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) Jawa 4.

Jonan mengatakan, sebelum dibangunnya PLTU Jawa 4, di kawasan yang sama sudah beroperasi PLTU dengan kapasitas 2.600 MW. Jika nanti PLTU tersebut beroperasi maka polusi udara akan meningkat menjadi dua kali lipat.

"Ini proyek besar akan naik 2 kali lipat, dari 2.600 MW jadi 4.600 MW emisinya juga " kata Jonan, saat menghadiri dimulainya pembangunan PLTU Jawa 4, di di Desa Tubanan, Kecamatan Kembang, Kabupaten Jepara, Jawa Tengah, Kamis (31/8/2017).

Menurut Jonan faktor lingkungan hidup harus sangat diperhatikan, karena itu dia meminta dalam pembangunan PLTU Jawa 4 harus menggunakan teknologi yang ramah lingkungan.

‎"Ini masalah lingkungan hidup, saya minta faktor lingkungan hidup dengan sungguh-sunguh, perlu ada," tuturnya.

Jonan mengungkapkan, langkah ini untuk mendorong pencapaian target penurunan emisi rumah kaca sebesar 29 persen. Hal tersebut merupakan kesepakatan Indonesia dalam konferensi tingkat tinggi perubahan iklim dunia (COP21) di Paris, Prancis.

"Mohon di perhatikan, karena kita sudah berkomitmen mengurangi polusi udara," ucap Jonan.

Teknologi USC

Di kesempatan yang sama Presiden Direktur Astra Prijono Sugiarto mengungkapkan, PLTU Jawa 4 dibangun dengan menggunakan teknologi terbaru yaitu ultra-super-critical (USC). Teknologi ini beroperasi pada tekanan dan suhu di atas titik kritis air, dimana fase gas dan cair dalam keseimbangan sehingga menghasilkan efisiensi yang lebih tinggi.

Pembangkit listrik dengan teknologi USC memliki efisiensi sekitar 8 persen-10 persen dibandingkan dengan pembangkit listrik berbasis batubara lainnya, yang membutuhkan konsumsi batubara lebih sedikit dan menghasilkan emisi gas buang yang lebih rendah, sehingga lebih ramah lingkungan.

‎"Bersama konsorsium, kami yakini setiap proyek memberikan dampak positif, karena itu dalam PLTU Jawa 4 konsorsium memperhatikan dampak lingkungan, " tutup Jonan.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya