RI Bakal Jadi Negara Ekonomi Digital Terbesar di ASEAN

pertumbuhan e-commerce juga bergantung pada penetrasi e-payment dan infrastruktur. “

oleh Septian Deny diperbarui 15 Sep 2017, 19:15 WIB
Diterbitkan 15 Sep 2017, 19:15 WIB
20161006- KEIN Susun Peta Jalan untuk Industri Kreatif dan Digital-Jakarta- Angga Yuniar
Komite Ekonomi dan Industri Nasional (KEIN) tengah menyusun ‎peta jalan (roadmap) industrialisasi 2045 bidang ekonomi kreatif dan digital, Jakarta, Kamis (6/10). (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Liputan6.com, Jakarta - Indonesia diprediksi akan menjadi negara ekonomi digital terbesar di kawasan ASEAN. Hal tersebut diharapkan mampu mendorong sektor industri dalam negeri agar lebih berdaya saing.

Menteri Perindustrian Airlangga Hartarto menyatakan,‎ pemanfaatan teknologi digital dapat mendorong industri nasional lebih berdaya saing di kancah global dengan menghasilkan produk yang berkualitas, aman dan sesuai standar. Apalagi, dalam era Industry 4.0 yang fokus menerapkan penggunaan internet sebagai penopang utama pada proses produksi.

“Pemerintah memproyeksikan Indonesia akan menjadi negara ekonomi digital terbesar di Asia Tenggara pada 2020 dengan menargetkan 1.000 technopreneur, valuasi bisnis mencapai US$ 100 miliar, dan total nilai e-commerce sebesar US$ 130 miliar,” ujar dia dalam keterangan tertulis di Jakarta, Jumat (15/9/2017).

Dia mengungkapkan, pertumbuhan e-commerce juga bergantung pada penetrasi e-payment dan infrastruktur. “Platform pembayaran yang terkait dengan retailer seperti Alipay, Gopay, dan Paypal mendorong adopsi penggunaan pembayaran digital,” lanjut dia.

Untuk itu, Kementerian Perindustrian (Kemenperin) tidak hanya mengajak kepada pelaku usaha skala besar, tetapi juga industri kecil dan menengah (IKM) agar menangkap peluang dalam pengembangan digital seperti kemajuan tenologi artificial intelligent, robotic, dan 3D printing. Sejumlah manufaktur besar telah siap memasuki era Industry 4.0, di antaranya industri semen, petrokimia, otomotif, serta makanan dan minuman.

“Kemenperin pun mendorong lingkungan digital ini untuk meningkatkan pertumbuhan IKM di dalam negeri. Kami memformulasikan digital environment dengan melibatkan market place, perusahaan logistik, dan Fintech,” papar dia.

Saat ini, lanjut Airlangga, Kemenperin telah membangun Sistem Informasi Industri Nasional (SIINas) yang diintegrasikan dengan sistem digital yaitu e-Smart IKM. Program ini diyakini mampu memperluas pasar produk lokal di dunia online.

“Kami mengidentifikasi beberapa IKM yang sudah memanfaatkan market place, seperti sektor makanan dan minuman, perhiasan, kosmetik, fesyen serta kerajinan,” kata dia.

Menurut Airlangga, pemerintah juga sudah menyiapkan infrastruktur untuk mendukung kegiatan pengembangan ekonomi digital. “Salah satu bentuk nyata adalah pembangunan Nongsa Digital Park (NDP) di Batam,” ungkap dia.

Kawasan ini akan menjadi basis sejumlah pelaku industri kreatif di bidang digital seperti pengembangan startup, web, aplikasi, program-program digital, film dan animasi.

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:

Jadi negara produktif

Airlangga menyampaikan, berdasarkan hasil studi AT Kearney, pengembangan teknologi dan inovasi akan menguatkan daya saing Indonesia dalam upaya menjadi negara yang produktif di masa depan. Dalam hal ini, kekuatan Indonesia terlihat dari penetrasi internet dan pemakaian ponsel.

“Potensi pengembangan tersebut bisa melalui universitas yang berafiliasi sebagai inkubator, industri manufaktur dengan teknologi tinggi dan menengah, intensitas riset, jumlah peneliti,” jelasnya.

Di samping itu, diperlukan pula pengembangan sumber daya manusia (SDM). “Kemenperin telah bekerja sama dengan Tsinghua University Beijing untuk pengembangan SDM dengan pelatihan trainer dan inkubator,” imbuhnya.

Kemudian, dibutuhkan skema perdagangan dan iklim investasi global yang mendukung, kebijakan pemerintah, dan daya beli masyarakat.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya