Harga Minyak Stabil Dekati Posisi Tertinggi dalam 5 Bulan

Investor minyak turut mengamati dampak lebih lanjut dari kenaikan permintaan minyak mentah dari kilang AS yang dimulai usai pemadaman akibat

oleh Nurmayanti diperbarui 16 Sep 2017, 06:24 WIB
Diterbitkan 16 Sep 2017, 06:24 WIB
Ilustrasi Harga Minyak
Ilustrasi Harga Minyak

Liputan6.com, New York Harga minyak mentah dunia turun di mana Brent mendekati level tertinggi dalam lima bulan pada akhir pekan. Harga ini berada di jalur kenaikan mingguan terbesar sejak akhir Juli.

Pemicu hal ini usai munculnya perkiraan peningkatan permintaan dan perombakan kilang minyak AS akan berlangsung secara bertahap.

Melansir laman Reuters, Sabtu (16/9/2017), harga minyak mentah Brent turun 3 sen menjadi US$ 55,44 per barel.

Sementara minyak mentah West Texas Intermediate turun 21 sen menjadi US$ 49,68 per barel. Kontrak minyak ini mencapai kenaikan 5 persen secara mingguan, juga terkuat dalam hampir dua bulan.

Organisasi Negara Pengekspor Minyak (OPEC) pada pekan ini memperkirakan permintaan minyak akan lebih tinggi pada 2018. Ini terlihat dari tanda-tanda pasar global yang lebih ketat, mengindikasikan kesepakatan OPEC dengan negara-negara non-OPEC untuk mengurangi produksi guna mengatasi kekosongan.

Itu diikuti laporan Badan Energi Internasional (IEA) yang mengatakan bahwa terjadi penurunan stok akibat peningkatan permintaan di Eropa dan AS serta penurunan produksi di negara-negara OPEC dan non-OPEC.

"Dorongan ini membuat pasar menarik spekulatif," kata Gene McGillian, Direktur Riset Pasar di Tradition Energy di Stamford.

Untuk mempertahankan harga saat ini, diperlukan kekuatan permintaan yang terus berlanjut, kata dia, seraya mengingatkan jika pelemahan di kuartal keempat di AS dapat mendorong pedagang untuk mundur dari posisi panjangnya.

Investor minyak turut mengamati dampak lebih lanjut dari kenaikan permintaan minyak mentah dari kilang AS yang dimulai usai pemadaman akibat badai.

Analis HSBC mengatakan bahwa meskipun terjadi pemadaman di kilang AS, 2017 ditetapkan sebagai "tahun yang sangat kuat" untuk pertumbuhan permintaan minyak, merupakan faktor kunci yang mendasari kenaikan harga.

"Kami tetap yakin kenaikan jangka panjang terhadap harga minyak mentah. Dengan tidak adanya sanksi proyek besar baru, kami memperkirakan pasokan non-OPEC konvensional mulai menurun pada tahun 2018, "kata mereka.

HSBC mempertahankan asumsi harga Brent di 2018 dan 2019 masing-masing pada kisaran US$ 65 dan US$ 70 per barel.

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:

Tag Terkait

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya