Sri Mulyani Bertemu Melinda Gates di AS, Bahas Apa?

Sri Mulyani dan Melinda Gates bertemu di sela-sela rangkaian kegiatan UN General Assembly di New York, baru-baru ini.

oleh Fiki Ariyanti diperbarui 22 Sep 2017, 16:45 WIB
Diterbitkan 22 Sep 2017, 16:45 WIB
Sri Mulyani bernyanyi di acara wisuda (foto: Facebook Sri Mulyani)
Sri Mulyani bernyanyi di acara wisuda (foto: Facebook Sri Mulyani)

Liputan6.com, Jakarta Menteri Keuangan (Menkeu), Sri Mulyani Indrawati, terbang ke Amerika Serikat (AS) bertemu dengan Melinda Gates, istri salah satu orang terkaya di dunia, Bill Gates. Pertemuan ini membahas pertumbuhan ekonomi inklusif dan perkembangan teknologi.

Sri Mulyani dan Melinda Gates bertemu di sela-sela rangkaian kegiatan UN General Assembly di New York, baru-baru ini. Hasil dari pertemuan ini diunggah dalam akun media sosial Sri Mulyani.

Mantan Direktur Pelaksana Bank Dunia itu menuliskan, pertemuan dengan Melinda Gates membahas inisiatif Pathways for Prosperity, sebuah kemitraan global untuk mengembangkan ide-ide baru mengenai masa depan pembangunan yang inklusif di era teknologi.

Melinda dan suaminya, Bill Gates, merupakan filantrofis atau orang yang dermawan yang cukup peduli melihat peran dan pengaruh teknologi dalam upaya akselerasi pembangunan. Mewakili Indonesia, Sri Mulyani bersama Strive Masiyiwa dari Zimbabwe, dipilih menjadi co-chairs inisiatif global ini selama dua tahun ke depan.

Sri Mulyani mengungkapkan, ada beberapa isu utama dalam pelaksanaan Pathways for Prosperity. Pertama, "Understanding Change," yaitu bagaimana memahami konteks perubahan dalam hubungan antara pertumbuhan inklusif dan perkembangan teknologi, khususnya bagi negara-negara late corner dalam pembangunan ekonomi.

Kedua, kata Sri Mulyani, adalah "Policy Response" tentang bagaimana penentu kebijakan dan semua pemangku kepentingan bersinergi dalam menyumbangkan ide, mengembangkan debat publik, dan membawa hasil penelitian terkini untuk membantu pemecahan masalah perubahan.

Terakhir, adalah "Society Readiness", yaitu bagaimana menyiapkan masyarakat negara-negara berkembang untuk mendorong pertumbuhan yang inklusif dengan memanfaatkan perkembangan teknologi.

"Saya berharap inisiatif ini bukan fokus menghasilkan laporan saja, tapi harus dapat membawa ide-ide baru, menyuburkan debat publik, mendorong riset dan aplikasinya yang membantu negara berkembang dalam menyiapkan diri menghadapi era perkembangan teknologi dengan tetap mendorong pertumbuhan ekonomi yang inklusif," tulis Sri Mulyani.

Dalam konteks kebijakan ekonomi, kata dia, perlu kejelasan dalam memformulasikan kebijakan yang tepat, misalnya keterkaitan antara kebijakan di bidang perpajakan, di bidang belanja negara (seperti mendorong pembangunan inklusif dalam hal cash transfer kepada rakyat miskin), bagaimana mendorong penciptaan tenaga kerja, dan lainnya.

Jadi perlu kolaborasi tingkat nasional dan internasional yang baik. Intinya, bagaimana menciptakan nilai tambah yang nyata sebagai hasil dari kemitraan ini.

Sri Mulyani dan Melinda Gates akan melanjutkan pembahasan pada akhir tahun ini untuk membicarakan lebih detil tentang pola dan struktur kemitraan yang fokus pada hasil.

"Diharapkan, kemitraan ini bisa membawa kontribusi nyata bagi negara berkembang sehingga dapat meningkatkan taraf hidup manusia menjadi lebih baik. Saya yakin apabila suatu pekerjaan dilakukan secara bersama-sama dengan berkolaborasi, maka akan mendapat hasil yang lebih baik dibanding dikerjakan sendiri," tutup Sri Mulyani.

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya