Liputan6.com, Jakarta PT PLN (Persero) telah menyelesaikan pembangunan Gas Insulated Switchgear (GIS) New Pulogadung, berkapasitas 6x60 Mega Volt Ampere ( MVA ) dan 6 Transmission Bays, di Pulogadung, Jakarta Timur.
Direktur Bisnis Regional Jawa Bagian Barat, Haryato WS, mengatakan, pembangunan GIS New Pulogadung yang dilakukan Regional Jawa Bagian Barat PLN akan memperkuat sistem kelistrikan Jakarta, timur Jakarta, Bekasi dan sekitarnya. Sehingga dapat menjamin pertumbuhan kelistrikan di wilayah tersebut‎.
"Dengan ketersediaan pasokan energi yang cukup, kami yakin daerah Kotamadya Bekasi dan wilayah industri disekitarnya, akan mendapatkan pasokan listrik yang cukup dan diharapkan dapat memacu pertumbuhan perekonomian di sekitar lokasi ini,," kata Haryanto, di Jakarta, Jumat (22/9/2017).
Advertisement
Haryanto mengungkapkan, nilai investasi untuk membangun GIS New Pulogadung Rp 109.378.071.044 atau Rp 109,3 miliar, pendanaan terebut berasal dari PLN. GIS New Pulogadung dikerjakan oleh konsorsium PT. General Eleectric dan PT. Pencie Indonesia, di bawah Penanggung Jawab PT. PLN (Persero) Transmisi Jawa Bagian Barat, pekerjaan dimulai sejak tahun 2016 dan telah energize secara bertahap pada April 2017.
Gardu Induk jenis ini berisolasi Sulfur HexaFlouride (SF6). GIS merupakan bentuk pengembangan dari gardu induk konvensional, yang mana GIS jenis ini pada umumnya dibangun di daerah perkotaan atau padat pemukiman yang sulit untuk mendapatkan lahan.
Keunggulan juga berasal dari segi estetika dan arsitektural, karena bangunan bisa didesain sesuai kondisi disekitarnya. Jadi, jenis infrastruktur ketenagalistrikan yang satu ini bisa dipasang di daerah pemukiman penduduk, tanpa merusak keindahan lingkungan sekitarnya.
Jenis Gardu Induk ini hampir semua komponennya (switchgear, busbar, isolator, komponen kontrol, komponen kendali, cubicle, dan lain-lain) dipasang di dalam gedung. Kecuali transformator daya, yang pada umumnya memang dipasang di luar gedung.
‎"GIS New Pulogadung adalah GIS Baru, infrastruktur yang dimiliki PLN Transmisi Jawa Bagian Barat ini, mengalihkan pasokan listrik dari GI konvensional (AIS) yang berumur 38 tahun.
Peralihan tanpa melakukan perbaikan, sehingga lebih mudah dan modern dengan pengendaliannya secara otomatis atau Substation Automatic System (SAS)," tutup Haryanto.