5 Strategi BI dan Pemerintah Buat Majukan Ekonomi Jawa Barat

Jawa Barat menjadi salah satu penyumbang ekonomi nasional terbesar, tetapi masih ada kesenjangan ekonomi yang tinggi.

oleh Ilyas Istianur Praditya diperbarui 27 Sep 2017, 17:26 WIB
Diterbitkan 27 Sep 2017, 17:26 WIB
20160819-Gubernur BI Berikan Keterangan Soal Triwulan II 2016
Gubernur Bank Indonesia (BI) Agus Martowardojo (batik hitam) saat akan memberikan keterangan pers di Jakarta,(19\8). Hasil Rapat Dewan Gubernur BI mencatat triwulan II 2016 mempertahankan 7 days Repo Rate sebesar 5,25 persen. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Liputan6.com, Bandung - Bank Indonesia (BI) kembali menyelenggarakan Rapat Koordinasi Pusat dan Daerah. Kali ini rakor yang dihadiri beberapa menteri dan kepala daerah ini diselenggarakan di Bandung, Jawa Barat.

Alasan Jawa Barat menjadi tuan rumah Rakorpusda ini karena tema yang diangkat adalah meningkatkan pemerataan ekonomi di provinsi ini. Jawa Barat selama ini menjadi penyumbang ekonomi nasional terbesar ketiga di Indonesia, tetapi masih ada kesenjangan ekonomi yang cukup tinggi di daerah tersebut.

"Dalam konteks perekonomian Jawa Barat, terdapat tantangan berupa ketimpangan ekonomi secara spasial antara Jawa Barat bagian Utara dan Selatan, dan kesenjangan ekonomi yang tinggi di daerah perkotaan," kata Gubernur Bank Indonesia Agus DW Martowardojo di Hotel Intercontinental, Bandung, Rabu (27/9/2017).

Hasil dari rakorpusda ini, dikatakan Agus, telah disepakati lima hal yang nantinya menjadi kerangka pembangunan di wilayah Jawa Barat.

Pertama, mendorong percepatan pembangunan infrastruktur di Jawa Barat yang akan mendukung tumbuhnya sektor-sektor ekonomi potensial. Proyek infrastruktur yang perlu menjadi prioritas, antara lain Cileunyi-Sumedang-Dawuan (Cisumdawu), Tol Bogor-Ciawi-Sukabumi (Bocimi), Jalan Tol Cileunyi-Garut-Tasikmalaya (Cigatas), dan Jalur Lintas Pantai Selatan (Pansela), jalur KA double track Bogor-Sukabumi, dan lain sebagainya.

Kedua, mendorong berkembangnya sektor ekonomi potensial daerah sebagai sumber pertumbuhan baru yang disesuaikan dengan karakteristik daerah. Khusus untuk Jawa Barat bagian utara perlu difokuskan pada sektor industri yang berdaya saing tinggi, padat karya, dan berorientasi ekspor.

Adapun di Jawa Barat bagian selatan difokuskan pada optimalisasi pengolahan hasil pertanian yang berdaya saing tinggi melalui industri berbasis pertanian, serta pengembangan sektor pariwisata, termasuk sektor maritim, sebagai quick wins untuk meningkatkan nilai tambah ekonomi Jawa Barat bagian Selatan.

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:

 

Vokasi

Ketiga, untuk mendorong berkembangnya sektor industri berdaya saing tinggi, selain pengembangan infrastruktur fisik, juga akan dilakukan upaya seperti meningkatkan kapasitas SDM melalui pendidikan vokasi.

Keempat, sektor pertanian difokuskan pada upaya untuk meningkatkan nilai tambah hasil produk pertanian, seperti salah satunya memperkuat kelembagaan petani melalui pengembangan corporate/cooperative farming sehingga memacu berkembangnya agroindustri-agrobisnis, termasuk pertanian organik yang lebih bernilai tambah.

Kelima adalah pengembangan sektor pariwisata dengan strategi penguatan atraksi, akses, dan amenitas (3A) sebagai quick wins melalui pengembangan destinasi unggulan pariwisata tematik, yakni wisata bahari, wisata sejarah, religi, dan tradisi-seni budaya, serta desa wisata.

"Prioritas destinasi wisata yang dapat dikembangkan, antara lain Pelabuhan Ratu dan Tanjung Lesung. Di samping itu akan dilakukan penguatan branding dan promosi pariwisata yang terintegrasi dengan mengoptimalkan penggunaan teknologi dan e-commerce," pungkas Agus.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya