Survei BI: Keyakinan Konsumen Meningkat pada September

Meningkatnya harapan terhadap ketersediaan lapangan kerja dan kegiatan usaha meningkatkan keyakinan konsumen.

oleh Agustina Melani diperbarui 06 Okt 2017, 15:09 WIB
Diterbitkan 06 Okt 2017, 15:09 WIB
20151020-Ekonomi-Nasional-Kuartal-III-2015-Jakarta
Pekerja saat membangun tiang konstruksi pembangunan gedung di Jakarta Pusat, Senin (19/10/2015). Bank Indonesia memproyeksikan pertumbuhan ekonomi Indonesia pada kuartal III 2015 sebesar 4,85 persen. (Liputan6.com/Immanuel Antonius)

Liputan6.com, Jakarta - Survei konsumen Bank Indonesia (BI) mengindikasikan keyakinan konsumen meningkat pada September 2017. Itu didorong meningkatnya harapan terhadap ketersediaan lapangan kerja dan kegiatan usaha dalam enam bulan mendatang.

Hal ini tercermin dari Indeks Keyakinan Konsumen (IKK) September 2017 sebesar 123,8. Angka ini lebih tinggi dari 121,9 pada Agustus 2017. Mengutip dari laman BI, meningkatnya optimisme konsumen tersebut terutama didorong oleh ekspektasi terhadap ketersediaan lapangan kerja dan kegiatan usaha dalam enam bulan mendatang. Selain itu juga didorong dari peningkatan kegiatan atau proyek pemerintah dan swasta, dan peningkatan penyaluran kredit bank yang disertai dengan penurunan suku bunga kredit. Indeks ekspektasi konsumen (IEK) naik dari 133,2 menjadi 137,2.

Kenaikan IKK September 2017 terjadi pada hampir semua kelompok responden, terutama pada responden dengan pengeluaran Rp 2,1 juta-Rp 3 juta dan Rp 4,1 juta-Rp 5 juta per bulan. Serta umur 20-30 tahun dan 51-60 tahun. Secara regional, kenaikan IKK tertinggi terjadi Banten dan Surabaya.

Sementara itu, indeks ekonomi saat ini (IKE) sedikit turun dari 110,6 pada Agustus 2017 menjadi 110,3 terutama akibat tekanan penghasilan konsumen.

Penurunan komponen indeks penghasilan saat ini sebesar 6,7 poin menjadi 114,6 dan terjadi pada hampir semua kelompok responden dengan penurunan terdalam pada kelompok responden dengan tingkat pengeluaran lebih dari Rp 5 juta per bulan dan kelompok umur 31-50 tahun.

Sementara itu, komponen indeks ketersediaan lapangan kerja naik 4,2 poin menjadi 104 pada September 2017.

Pembukaan lowongan calon pegawai negeri sipil (CPNS) dari berbagai kementerian dan lembaga pemerintah pada Agustus-September diprediksi menjadi faktor utama pendorong kenaikan indeks ketersediaan lapangan kerja.

Berdasarkan kelompok responden, kenaikan indeks terjadi pada semua tingkat pendidikan, terutama responden yang berpendidikan SLTA dan akademi (D-III). Sedangkan dari umur responden kenaikan terjadi pada kelompok umur 20-40 tahun dan 51-60 tahun.

Sejalan dengan meningkatnya optimisme konsumen, rasio pengeluaran untuk konsumsi juga meningkat. Hasil survei menunjukkan rata-rata pengeluaran konsumsi masyarakat pada September 2017 sebesar 66,4 persen, atau naik dibanding 63,8 persen pada bulan sebelumnya.

Sebaliknya, rasio pengeluaran untuk pembayaran cicilan pinjaman dan rasio untuk tabungan masing-masing mengalami penurunan dari 15,1 persen dan 21,1 persen menjadi 14,4 persen dan 19,2 persen.

Dalam survei itu juga menyebutkan, konsumen memperkirakan tekanan kenaikan harga meningkat pada tiga bulan mendatang. Perkiraan naiknya tekanan harga ini terutama dipengaruhi oleh faktor musiman menjelang Natal dan Tahun Baru. Namun, konsumen perkirakan tekanan harga pada enam bulan dan 12 bulan mendatang menurun.

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya