Liputan6.com, Jakarta - Nilai tukar rupiah masih di kisaran 13.500 per dolar AS pada perdagangan hari ini. Pelaku pasar menunggu data inflasi AS yang bisa menjadi pendorong rencana kenaikan suku bunga Bank Sentral AS atau the Federal Reserve (the Fed).
Mengutip Bloomberg, Jumat (13/10/2017), rupiah dibuka di angka 13.511 per dolar AS, melemah jika dibandingkan dengan penutupan perdagangan sebelumnya yang ada di angka 13.504 per dolar AS. Namun menuju siang, rupiah mampu menguat ke 13.499 per dolar AS.
Sejak pagi hingga siang hari ini, rupiah bergerak di kisaran 13.499 per dolar AS hingga 13.519 per dolar AS. Jika dihitung dari awal tahun, rupiah mengalami pelemahan 0,24 persen.
Advertisement
Baca Juga
Sedangkan berdasarkan Kurs Referensi Jakarta Interbank Spot Dollar Rate (Jisdor) Bank Indonesia (BI), rupiah dipatok di angka 13.508 per dolar AS, menguat jika dibandingkan dengan patokan sehari sebelumnya yang ada di angka 13.521 per dolar AS.
Dolar AS memang mengalami tekanan di kawasan Asia imbas dari penurunan imbal hasil surat utang AS ke posisi terendah. Selain itu, investor juga tak banyak melakukan aksi atau transaksi karena lebih memilih untuk menunggu keluarnya data inflasi.
Data inflasi ini akan memberikan gambaran apakah the Fed akan menaikkan suku bunga di akhir tahun ini atau tetap menahan di posisi saat ini.
"Ketika imbal hasil surat utang AS dengan jangka waktu 10 tahun di bawah 2,4 persen maka mendorong pelemahan dolar AS," jelas analis senior SMBC Nikko Securities Makoto Noji.
Ia melanjutkan, pelemahan dolar AS ini tak hanya tren jangka pendek. Dolar AS masih bisa menguat jika ada sentimen positif.
Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini: