Penguatan Dolar Bawa Harga Emas ke Level Terendah

Kontrak emas berakhir di bawah level kunci U$ 1.300 pada hari Selasa, dengan dolar A.S.

oleh Zulfi Suhendra diperbarui 19 Okt 2017, 06:45 WIB
Diterbitkan 19 Okt 2017, 06:45 WIB
Permintaan Menguat Harga Emas Makin Berkilau
Permintaan emas menguat terutama dari India membuat harga emas semakin berkilau di awal pekan.

Liputan6.com, Jakarta Kontrak emas berakhir di bawah level kunci U$ 1.300 pada hari Selasa, dengan dolar A.S. yang lebih kuat mendorong harga logam kuning untuk bertahan pada titik terendah dalam lebih dari seminggu.

Harga juga mengalami penurunan terbesar satu hari adalam hampir 4 pekan, imbas naiknya inflasi di Inggris menekan komoditas ini. Kenaikan inflasi dapat memberi para bankir sentral di seluruh dunia lebih yakin bahwa pertumbuhan upah yang lesu dan harga bisa kembali ke tingkat yang dianggap lebih sehat dari pada kemudian, mengingat kenaikan suku bunga-bearish untuk harga emas.

Harga emas untuk pengiriman Desember turun US$ 16,8 atau 1,3 persen untuk menetap di level US$ 1.286,2 per ounce. Harga berakhir di level terendahnya sejak 9 Oktober menurut FactSet Data.

Kontrak tersebut juga mencatatpenurunan terbesar dalam satu sesi sejak 21 September lalu. Indeks saham emas SPDR Gold pun turun 0,7 persen.

Inflasi tahunan di Inggris naik ke 3 persen pada September, kata pejabat di Badan Statistik Inggris pada Selasa lalu, menandakan laju pertumbuhan harga barang dan jasa tercepat sejak awal 2012.

Pelaku pasar percaya bahwa laporan tersebut dapat memberi kontribusi pada Bank of England untuk menaikkan suku bunga utamanya hingga seperempat persen pada bulan November. Bankir sentral lainnya, termasuk bank sentral Eropa dan Federal Reserve, telah terganggu oleh tingkat inflasi yang telah terhambat di bawah target tahunan sekitar 2 persen.

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya