Liputan6.com, Jakarta Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (PMK) Puan Maharani mengklaim tiga tahun pemerintahan Joko Widodo-Jusuf Kalla (Jokowi-JK), kesejahteraan rakyat meningkat. Hal ini ditandai dengan beberapa indikator, yakni penurunan tingkat kemiskinan dan pengangguran, serta kenaikan Indeks Pembangunan Manusia (IPM) periode 2014-2017.
"Secara umum tiga tahun pemerintahan Jokowi-JK, kesejahteraan rakyat meningkat," tegas Puan saat Konferensi Pers di Kantor Staf Presiden, Jakarta, Senin (23/10/2017).
Baca Juga
Indikator makro yang menunjukkan peningkatan kesejahteraan rakyat, disebutkan Puan, antara lain:
Advertisement
1. IPM (kesehatan, pendidikan, hidup layak) mengalami peningkatan dari 68,9 pada 2014 menjadi 70,79 pada 2017
2. Indeks gini (kesenjangan pendapatan antara orang kaya dan miskin) turun tipis dari 0,41 di 2014 menjadi 0,393
3. Tingkat kemiskinan terus menunjukkan penurunan dari 11,25 persen pada Maret 2014 menjadi 10,64 persen di Maret 2017
4. Tingkat pengangguran dari 5,94 persen di 2014 menjadi 5,33 persen pada 2017
5. Perlindungan Jaminan Kesehatan Nasional (JKN) dari 86,4 juta penduduk di 2014 naik menjadi 92,4 juta penduduk di 2017.
Puan menjelaskan, tingkat kemiskinan berkurang karena pemerintah fokus pada program jaminan pemenuhan kebutuhan dasar, pangan, kesehatan, pendidikan, serta fasilitas perumahan (listrik).
"Selain itu, program bantuan sosial pemerintah menyangga 26-30 persen pengeluaran rumah tangga masyarakat tidak mampu," ujarnya.
Sementara penurunan kesenjangan atau indeks gini, diakuinya, ditunjukkan melalui peningkatan daya beli 40 persen masyarakat terbawah. Pengeluaran 40 persen masyarakat kelas bawah meningkat dari 17,02 persen pada 2016 menjadi 17,12 persen di 2017.
Adapun untuk IPM, Puan menambahkan, pertumbuhan IPM periode 2015-2016 mencapai 0,91 persen lebih tinggi dari rata-rata pertumbuhan IPM sepanjang 2010-2015 yang hanya mencapai 0,78 persen.
"Sejak 2016, Indonesia untuk pertama kali menjadi negara dengan kategori high human development," tutur Puan.
Sementara itu, Kepala Staf Kantor Presiden Teten Masduki mengatakan, tingkat kemiskinan di Indonesia mengalami penurunan 0,22 persen dari Maret 2016 hingga Maret 2017.
"Kecil memang, tapi dalam konteks global saat negara lain tumbuh negatif dan ekonomi lagi lesu, angka ini sudah cukup baik. Tingkat ketimpangan pendapatan juga sudah menyempit menjadi 0,393, meskipun kecil," jelasnya.
Per Februari 2017, diakui Teten, tingkat pengangguran turun sebesar 0,17 persen. "Di tengah lemahnya permintaan dunia, harga-harga komoditas masih rendah, kita masih bisa menurunkan angka pengangguran, termasuk IPM dari tahun-tahun mengalami peningkatan," tandasnya.