Liputan6.com, Jakarta Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) menyatakan keberadaan kendaraan mobil listrik akan menciptakan pasar baru bagi PT PLN (Persero) seiring meningkatnya konsumsi listrik.
Direktur Jenderal Energi Baru Terbarukan Konservasi Energi (EBTKE) Kementerian ESDM Rida Mulyana mengatakan, dalam mendorong pengembangan kendaraan listrik instansinya bertugas menyediakan listrik sebagai‎ sumber energi penggerak.
Baca Juga
"Mobil listrik menurut saya, klasifikasi industri otomotif bukan industri listrik, kepentingan ESDM menyediakan listrik," kata ‎Rida di Kantor Kementerian ESDM, Jakarta, Kamis (2/11/2017).
Advertisement
Menurut Rida, dalam menyediakan listrik‎ untuk kendaraan listrik PLN harus gencar. Pasalnya, akan hal tersebut merupakan pasar baru bagi PLN dalam menjual listrik.
‎"Itu PLN gencar karena market baru. Kalau mesin segala macam tidak di kantor ini," tuturnya.
Direktur Pengadaan Strategis I PLN NickeWidyawati mengungkapkan, PLN sangat mendukung penggunaan kendaraan listrik, dengan menyediakan fasilitas pengisian listrik di tempat umum.
Saat ini ada 1.800 Stasiun Pengisian Listrik Umum (SPLU) yang tersebar di seluruh Indonesia, dari Aceh sampai Papua.
"PLN sangat support program mobil listrik karena untuk mendukung target penurunan emisi terbesar adalah sektor transportasi, hampir diseluruh kota ada SPLU," tutup Nicke.
Pemakaian Kendaraan Listrik Dapat Tekan Impor Minyak
Pemerintah berusaha mengurangi ketergantungan pada impor minyak, salah satu dengan mendorong masyarakat menggunakan kendaraan listrik. Cara ini diharapkan dapat mengurangi konsumsi Bahan Bakar Minyak (BBM).
Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Ignasius Jonan mengatakan, saat ini produksi minyak mentah Indonesia mencapai 800 ribu barel per hari (bph), sementara konsumsi BBM mencapai 1,6 juta bph.
Untuk menutupi kekurangan produksi minyak mentah dalam negeri, dipasok dari impor. Jika penggunaan kendaraan listrik sudah masif, diharapkan dapat meredam kenaikan impor minyak.
"Kita bisa sekurangnya tidak naik, minyak kita produksi 800 ribu barel, konsumsi kita 1,6 juta," kata Jonan, di Kantor Kementerian ESDM, Jakarta, Senin (30/10/2017).
Jonan melanjutkan, jika kendaraan sudah banyak yang menggunakan bahan bakar listrik, akan mendorong kemandirian energi. Lantaran listrik tersebut berasal dari pembangkit yang bahan bakar berasal dari dalam negeri antara lain gas, batu bara, air, dan lain lain.
‎"Ini sesuai dengan KEN (Kebijakan Energi Nasional) sesuai arahan Pak Presiden kita upaya kemandirian energi nasional," ujar Jonan.
‎Untuk mendorong penggunaan kendaraan listrik perlu ada insetif, Jonan pun mengusulkan kendaraan listrik dibebaskan pajak dan biaya nama dalam rancangan Peraturan Presiden tentang pengembangan kendaraan listrik.
"Saya kira pajak kendaraan dan bea balik nama dibebaskan," tutur Jonan.
Advertisement