Liputan6.com, Jakarta - Badan Pusat Statistik (BPS) mengumumkan pertumbuhan ekonomi sebesar 5,06 persen di kuartal III-2017. Penyokong atau sumber utama pertumbuhan ekonomi ini, antara lain ekspor, impor, dan Pembentukan Modal Tetap Bruto (PMTB) atau invetasi.
Kepala BPS, Suhariyanto atau yang akrab disapa Kecuk mengungkapkan, seluruh komponen pengeluaran tumbuh positif di kuartal III (year on year/yoy), antara lain konsumsi rumah tangga, konsumsi Lembaga Non Profit Rumah Tangga (LNPRT), konsumsi pemerintah, PMTB, ekspor dan impor.
"Konsumsi rumah tangga 4,93 persen, konsumsi LNPRT tumbuh 6,01 persen, konsumsi pemerintah 3,46 persen, PMTB sebesar 7,11 persen, ekspor dan impor masing-masing tumbuh signifikan 17,27 persen serta 15,09 persen," kata dia di Jakarta, Senin (6/11/2017).
Advertisement
Baca Juga
Data kuartal III-2017 dibanding kuartal III-2016, konsumsi rumah tangga tumbuh melambat 4,93 persen dari 5,01 persen. Ditopang klaim bruto Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) tumbuh 24,33 persen, rata-rata Tingkat Penghunian Kamar Hotel (TPHK) tumbuh 6,62 persen, dan konsumsi pada kuartal III ini juga dipengaruhi oleh libur Hari Raya Idul Adha, Ibadah Haji, dan tahun ajaran baru.
PMTB atau investasi mengalami pertumbuhan menjadi 7,11 persen dari 4,24 persen. Didorong oleh investasi berupa bangunan, mesin, kendaraan, peralatan lainnya. Investasi berupa bangunan tumbuh seiring dengan meningkatkan aktivitas di sektor konstruksi.
Serta realisasi belanja modal pemerintah pusat (APBN) Rp 42,68 triliun, meningkatnya barang modal kendaraan, baik yang berasal dari domestik maupun impor, serta realisasi investasi BKPM pada mencapai Rp 176,6 triliun atau naik 13,7 persen dari kuartal III-2016.
Sementara itu, konsumsi pemerintah naik dari pertumbuhan negatif 2,95 persen di kuartal III-2016 menjadi tumbuh positif sebesar 3,46 persen. "Karena ada kenaikan realisasi belanja bantuan sosial (bansos) terutama pada perlindungan sosial dan penanggulang kemiskinan, belanja barang, dan pergeseran pembayaran gaji ke-13 di kuartal III," jelas Kecuk.
Sedangkan peningkatan ekspor dan impor di kuartal III dengan pertumbuhan signifikan masing-masing 17,27 persen serta 15,09 persen karena ekspor barang meningkat seiring menguatnya perekonomian negara-negara tujuan ekspor, seperti China, Amerika Serikat (AS), Singapura.
"Terutama komoditas lemak dan minyak hewan atau nabati, sedangkan jasa meningkat seiring peningkatan jumlah wisatawan mancanegara. Impor meningkat seiring meningkatnya permintaan domestik," ujar Kecuk.
Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:
Â
Ekonomi RI Tumbuh 5,06 Persen
Sebelumnya Badan Pusat Statistik (BPS) melaporkan pertumbuhan ekonomi Indonesia mencapai 5,06 persen pada kuartal III 2017 dibanding periode kuartal III 2016 sekitar 5,02 persen.
Pertumbuhan ekonomi hingga kuartal III 2017 itu juga lebih tinggi dari periode kuartal I dan II 2017 sebesar 5,01 persen.
"Pertumbuhan ekonomi 5,06 persen ini menggembirakan karena ini lebih tinggi dibandingkan kuartal I dan II sebesar 5,01 persen," ujar Kepala BPS Suhariyanto, Senin 6 November 2017.
Adapun secara kumulatif, pertumbuhan ekonomi di kuartal I-III dibandingkan periode sama 2016 sebesar 5,03 persen. Sementara itu, nilai produk domestik bruto (PDB) atas dasar harga kontan (ADHK) mencapai Rp 2.551,5 triliun pada kuartal III 2017. Adapun, PDB atas dasar harga berlaku (ADHB) Rp 3.502 triliun.
Suhariyanto menuturkan, ada sejumlah catatan mendorong pertumbuhan ekonomi hingga kuartal III 2017. Pertama, harga komoditas minyak dan gas (migas) dan nonmigas di pasar internasional pada kuartal III meningkat baik kuartal per kuartal dan year on year (YoY).
Kedua, Suhariyanto menuturkan, kondisi ekonomi global juga menunjukkan peningkatan pada kuartal III 2017. Ini ditunjukkan oleh pertumbuhan ekonomi China menguat dari 6,7 persen pada kuartal III 2016 menjadi 6,8 persen pada kuartal III 2017. Amerika Serikat (AS) ekonominya naik dari 1,5 persen menjadi 2,3 persen. Singapura mencatatkan pertumbuhan ekonomi yang menguat dari 1,2 persen menjadi 4,6 persen.
"Kondisi ekonomi global pada kuartal III terus menunjukkan peningkatan," ujar dia.
Selain itu, inflasi sebesar 0,28 persen kuartal per kuartal. Namun jika dibandingkand dengan posisi September 2016, terjadi inflasi 3,72 persen secara YoY.
Realisasi belanja pemerintah yang meningkat juga dukung ekonomi Indonesia hingga kuartal III 2017. Belanja pemerintah dalam Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) mencapai Rp 481,34 triliun hingga kuartal III 2017 atau pagu 22,56 persen dari pagu 2017 sebesar Rp 2.133,30 triliun.
"Naik dibanding kuartal sama tahun lalu sebesar Rp 440,14 triliun atau 21,13 persen dari pagu Rp 2.082,90 triliun," kata dia.
Sementara itu, nilai ekspor barang pada kuartal III mencapai US$ 43,38 miliar atau naik 10,44 persen secara kuartal per kuartal dan naik 24,01 persen secara YoY.
Impor barang mencapai US$ 40,15 miliar atau naik 12,52 persen secara kuartal per kuartal dan naik 22,86 persen secara year on year (YoY). Realisasi penanaman modal di penanaman modal asing (PMA) dan penanaman modal dalam negeri (PMDN) mencapai Rp 176,6 triliun pada kuartal III. Angka ini naik 3,4 persen secara kuartal per kuartal dan 13,7 persen secara YoY.
"Penjualan mobil hingga tingkat dealer mencapai 270.255 unit atau naik 8,21 persen pada kuartal III secara kuartal per kuartal dan naik 7,79 persen secara year on year. Produksi semen pada kuartal II sebesar 18,78 juta ton atau naik 30,55 persen secara kuartal per kuartal dan penjualan semen sebesar 19,32 juta ton atau naik 28,91 persen secara kuartal per kuartal," jelas dia.
Advertisement