Jokowi: Ini Bukan Masalah Ekonomi, tapi Keadilan Sosial

Jalan trans Kalimantan, trans Sumatra, trans Papua merupakan contoh infrastruktur yang dibangun agar mobilitas lebih cepat.

oleh Septian Deny diperbarui 17 Nov 2017, 16:29 WIB
Diterbitkan 17 Nov 2017, 16:29 WIB
Jokowi
Presiden Jokowi meninjau pembangunan Jalan Tol Trans Sumatera Ruas Pekanbaru-Dumai, Minggu (23/7/2017). (Biro Pres)

Liputan6.com, Jakarta Presiden Joko Widodo (Jokowi) membeberkan alasan dirinya gencar melaksanakan pembangunan infrastruktur di Tanah Air. Hal ini diungkapkan saat memberikan ‎sambutan dalam Sarasehan Nasional DPD-RI di Gedung Nusantara 4 MPR/DPR/DPD.

Presiden menjelaskan alasan pembangunan infrakstruktur saat ini tidak lagi Jawa sentris tapi Indonesia sentris. “Membangun dari pinggiran, membangun dari pulau-pulau terluar, ya karena daerah-daerah sangat membutuhkan itu,” ujar dia dalam keterangan resmi di Jakarta, Jumat (17/11/2017).

Dia menyebut, jalan trans Kalimantan, trans Sumatra, trans Papua merupakan contoh infrastruktur yang dibangun agar mobilitas orang dan mobilitas barang lebih cepat. Selain itu, pembangunan infrastruktur jalan ini juga diharapkan membuat harga bahan pokok menjadi semakin murah di berbagai kawasan di Indonesia.

"Kita bangun agar ketimpangan infrastruktur antara Indonesia bagian barat, tengah, dan timur itu menjadi seimbang," kata dia.

Ketimpangan infrastruktur ini dalam realitasnya menjadikan rakyat Indonesia, khususnya di bagian timur, tidak merasakan keadilan sosial sebagaimana yang dirasakan saudara-saudaranya di Pulau Jawa misalnya.

"Ini bukan hanya masalah ekonomi, ini adalah masalah keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia," ungkap dia.

Tonton Video Pilihan Ini:

Turunkan Harga Mahal

Jokowi mengungkapkan, saat masyarakat di Pulau Jawa mendapatkan bahan bakar minyak dengan harga Rp 6.450, masyarakat di Papua justru harus membayarnya dengan harga Rp 60 ribu, bahkan hingga mencapai Rp 100 ribu per liternya.

"Kalau masih Rp 10 ribu-Rp 15 ribu (perbedaannya) bisa saya maklumi. Tapi kalau Rp 60 ribu itu sudah 10 kali lipat. Saya perintahkan kepada Menteri BUMN, saya minta harga bensin di Papua khususnya di Pegunungan Tengah, di Wamena, harganya sama seperti di Jawa. Tapi baru satu setengah tahun setelah perintah itu, harga bisa sama dengan di Jawa," jelas dia.

Demikian halnya dengan harga komoditas lain seperti semen. Jika di Jawa harganya berkisar Rp 70 ribu-Rp 80 ribu, namun di Papua bisa menembus hingga Rp 1 juta per sak.

"Sedih rasanya waktu saya ke Wamena. Di Jawa harganya Rp 70 ribu-Rp 80 ribu, di sana Rp 800 ribu per sak. Pada bulan di mana cuaca tidak mendukung kadang menjadi Rp 1,5 juta dan di kabupaten-kabupaten tertentu bisa Rp 2,5 juta," tutur dia.

Menurut Jokowi, ini yang menjadi alasan pemerintah gencar membangun infrastruktur, seperti jalan trans Papua. Dia berharap, apabila jalan tersebut selesai, barang-barang dapat diangkut melalui jalur darat dengan cepat sehingga harga-harga kebutuhan di sana akan semakin menurun.

"Kalau trans Papua ini selesai dan semen bisa diangkut lewat darat, saya yakin bahwa harga itu kurang lebih mirip dengan di Jawa. Terpaut Rp 10 ribu-Rp 20 ribu masih maklum, tapi kalau 10-20 kali lipat itu bukan hal yang wajar," tandas dia.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Tag Terkait

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya