Menaker Ingin Lebih Banyak Pemuda RI Magang di Jepang

Berdasarkan data Kemnaker per 30 September 2017 tercatat lebih dari 68.450 peserta pemagangan yang telah diberangkatkan ke luar negeri.

oleh Fiki Ariyanti diperbarui 18 Nov 2017, 14:25 WIB
Diterbitkan 18 Nov 2017, 14:25 WIB
Hanif Dhakiri
Menaker: Industri Rokok Menjadi Tantangan Tersendiri Bagi Pemerintah

Liputan6.com, Jakarta Pemerintah melalui Kementerian Tenaga Kerja (Kemenaker) terus berupaya meningkatkan jumlah peserta program pemagangan ke Jepang. Peluang ini harus diimbangi dengan kompetensi dan keterampilan kerja agar sesuai dengan kebutuhan industri.

"Peluang magang di Jepang menjadi momentum yang baik bagi pemerintah daerah, termasuk Pemda Bengkulu, untuk terus mendorong dan mempersiapkan agar anak-anak mudanya ikut pemagangan di Jepang," kata Menteri Tenaga Kerja, M Hanif Dhakiri dalam keterangan resminya di Jakarta, Sabtu (19/11/2017).

Berdasarkan data Kemnaker per 30 September 2017 tercatat lebih dari 68.450 peserta pemagangan yang telah diberangkatkan ke luar negeri. Dari jumlah itu, sekitar 48.389 orang telah kembali dan 20.06 peserta masih mengikuti program pemagangan di luar negeri, terutama di Jepang.

Menurut Hanif, pemerintah terus mendorong berbagai upaya peningkatan kompetensi masyarakat Indonesia, baik untuk angkatan kerja lama maupun angkatan kerja baru.

Upaya peningkatan kompetensi ini dinilainya sebagai terobosan nyata untuk meningkatkan kompetensi sumber daya manusia Indonesia. Dengan adanya kompetensi yang terakui, masyarakat khususnya pemuda dapat masuk ke pasar kerja.

"Program pemagangan ini adalah salah satu upaya pemerintah untuk memastikan agar pemuda kita memiliki keterampilan, memiliki kompetensi," tegas Hanif.

Dia pun menjelaskan, program pemagangan bukanlah program yang berorientasi pada upah. Pemagangan adalah bagian dari sistem pendidikan dan pelatihan kerja. Peserta pemagangan harus menguasai sisi keilmuan maupun etos kerja dan produktivitasnya.

"Sesungguhnya pelatihan kerja dengan pola pemagangan luar negeri dimaksudkan sebagai upaya peningkatan kemampuan SDM kita mendekati standar kompetensi industri multinasional agar mampu bersaing di pasar kerja global," ujarnya.

Hanif berharap sekembalinya ke Indonesia, para peserta pemagangan tersebut bisa berwirausaha atau bekerja di perusahaan.

Peserta magang juga diharapkan mampu menularkan kebiasaan positif berupa etos kerja dan kompetensi yang tinggi sebagai kontribusi kepada perusahaan di mana dia bekerja. Sebab, produktivitas setiap tenaga kerja akan berpengaruh terhadap produktivitas perusahaan.

"Kita harus pastikan agar anak-anak muda ini masuk ke pasar kerja. Dan tak lain cara agar mereka masuk ke pasar kerja adalah dengan meningkatkan kompetensinya," kata Menaker menjelaskan.

 

Tanggapan Pemda

Pelaksana Tugas (Plt) Gubernur Bengkulu, Rohidin Mersyah, mengapresiasi upaya IM Japan (Internasional Manpower Development Organization Japan) membuka kembali program pemagangan ke Jepang.

Dia mengajak kepada seluruh jajaran Pemerintah Provinsi Bengkulu dan masyarakat Bengkulu pada umumnya untuk dapat memaksimalkan program ini dengan sebaik-baiknya.

"Kita akan persiapkan para peserta magang ke Jepang dengan lebih baik agar bisa belajar banyak selama di sana," kata Rohidin.

Pada kesempatan ini, Rohidin mengatakan, selain peningkatan kompetensi SDM, Pemerintah Provinsi Bengkulu terus berupaya meningkatkan kesejahteraan pekerja dan menjaga iklim kondusif dunia industri.

Hal ini dilakukannya dengan menerapkan upah minimum (UM) 2018 berdasarkan Peraturan Pemerintah RI Nomor 78 Tahun 2015 tentang Pengupahan.

"Saya berharap, pekerja dapat menerima ini dan pengusaha dapat mematuhinya," paparnya.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya