Liputan6.com, Jakarta - Industri pariwisata di Bali sudah mulai memberikan bantuan pada turis yang terkena dampak pembatalan penerbangan akibat ditutupnya Bandara Internasional Ngurah Rai. Menyusul adanya erupsi Gunung Agung, penutupan bandara ini diperkirakan dilakukan selama 18 jam.
Demi mengurangi beban psikologis dari turis dan wisatawan akan adanya kejadian ini, Bali Tourism Hospitality (BTH) telah mengerahkan petugasnya untuk memberikan bantuan kepada wisatawan sampai mereka membuat keputusan, baik untuk tinggal atau memutuskan pulang.
Industri hotel di Bali juga menyediakan satu malam gratis dan diskon 50 persen untuk hari berikutnya kepada wisatawan yang terkena dampak pembatalan pesawat.
Advertisement
Baca Juga
Sebanyak 15 tempat penampungan untuk wisatawan telah dipersiapkan. Tempat-tempat itu antara lain; Hotel Grand Inna Bali Beach, ITDC Nusa Dua, Krisna Sunset Sunset, Tur Kuliner Krisna, Taman Ayu, Taman Burung Bali, Wisata Petualangan Bali, Taman Safari dan Laut Bali, Desa Wisata Kertalangu, Pengalaman Sejati Bali, Bencingah Puri Ubud, Pod Chocolate, Taman Sari, Pusat Petualangan Ubud dan Pod Chocolate Cafe Sunset.
BTH juga telah menyiapkan 12 bus seater kecil yang siap membantu wisatawan dari Bandara Ngurah Rai untuk kembali ke hotel mereka.
Menteri Pariwisata Indonesia (Menpar) Arief Yahya mengapresiasi kecepatan dan kesiapan pariwisata di Bali dalam menghadapi erupsi Gunung Agung yang tengah terjadi. Menyusul penutupan Bandara Internasional Ngurah Rai, hotel-hotel yang telah disiapkan ini akan akomodasi penginapan gratis selama satu malam bagi turis yang terkena imbas pembatalan penerbangan.
"Sangat baik, ini adalah respons yang sangat baik dari Hotel di Bali. Jangan hanya menghitung kerugian yang bisa ditanggung, tapi pelayanan pada konsumen yang panik dan takut tidak bisa pulang harus diutamakan," kata Arief Yahya seperti dilansir dari keterangan pers yang diterima Liputan6.com, Senin (27/11/2017).
Lebih lanjut Arief mengatakan, jika hal ini dilakukan dengan baik, maka imbas ke depannya pun akan sangat menguntungkan. Turis akan menjadi lebih loyal, mengapresiasi serta bisa jadi lebih fanatik terhadap pariwisata di Bali. Pulau ini pun akan terlihat semakin baik di mata dunia.
"Kita harus melayani tamu kita sebagaimana orang para umumnya, dengan menggunakan rasa kemanusiaan yang besar. Tidak baik rasanya untuk berbicara tentang bisnis," ungkap Arief.
Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:
Â
Pengusaha: Erupsi Gunung Agung Tak Bikin Turis Panik
Sebelumnya, sektor pariwisata di Bali dan Lombok tidak terlalu terganggu dengan erupsi Gunung Agung di Bali. Pasalnya, pemerintah dan swasta terus memberikan informasi yang jelas kepada para wisawatan.
Ketua Umum Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI) Haryadi Sukamdani mengatakan, para turis di Bali dan Lombok tak terlalu panik dengan meletusnya Gunung Agung.
"Tentunya agak repot karena sempat ditutup airport-nya, Lombok juga kena, pasti agak terganggu. Namun demikian, dari segi persepsi masyarakat sudah oke, dari turis juga oke. Artinya bukan terus ketakutan berlebihan juga enggak," kata dia di Hotel Fairmont Jakarta, Senin 27 November 2017.‎Dia mengatakan, kondisi saat ini relatif terkendali. Haryadi menilai pemerintah dan swasta telah melakukan kerja sama dengan baik.
"Enggak menunjukkan kepanikan terus keluar dari Bali. Enggak. So far terkendali. Kalau alam enggak bisa prediksi kapan mereda. Kali ini jauh lebih siap dari swasta pemerintah mengendalikan informasi, kekhawatiran," ungkapnya.
Selain itu, dia bilang, kondisi yang terkendali ini juga disebabkan jumlah turis yang tak terlalu banyak. Hal itu terlihat dari tingkat keterisian hotel sekitar 55-60 persen. Namun, memang kemungkinan ada penurunan terkait erupsi Gunung Agung.
"Ini November kalau di Bali agak turun, biasanya Desember sedikit naik karena liburan Natal. Kalau sekarang average normal enggak ada masalah Gunung Agung average 55-60 persen. Dengan kondisi begini akan turun sekitar 45-50 persen," ujar dia.
Advertisement