Menteri Rini: KA Bandara Contoh Proyek Karya Anak Bangsa

Menteri BUMN Rini Soemarno menuturkan, proyek KA Bandara Soetta tak lepas dari sinergi BUMN dan teknologi yang digunakan karya anak bangsa.

oleh Ilyas Istianur Praditya diperbarui 28 Nov 2017, 18:50 WIB
Diterbitkan 28 Nov 2017, 18:50 WIB
Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Rini Soemarno mencoba kereta api (KA) Bandara Soekarno-Hatta untuk pertama kalinya. (Liputan6.com/Ilyas Istianur P)
Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Rini Soemarno mencoba kereta api (KA) Bandara Soekarno-Hatta untuk pertama kalinya. (Liputan6.com/Ilyas Istianur P)

Liputan6.com, Jakarta - Menteri BUMN Rini Soemarno mengapresiasi perkembangan proyek KA Bandara Soekarno-Hatta (Soetta). Rini menargetkan proyek tersebut akan diresmikan Presiden Jokowi pada awal Desember 2017.

Kebanggaan Rini Soemarno terhadap proyek itu tidak terlepas dari adanya sinergi BUMN. Dia mengklaim, teknologi yang digunakan mayoritas hasil karya anak bangsa.

"Ini selain KAI, persinyalan dari LEN, keretanya bagus dari INKA, bahkan sistem ticketing dibuat sendiri oleh Railink, jadi ini pembangunannya adalah sinergi antar BUMN, jadi betul-betul jadi karya anak bangsa," ungkap Rini di Stasiun Sudirman Baru, Jakarta, Kamis (28/11/2017).

Sementara itu, Direktur Utama Railink Heru Kuswanto menambahkan, keberadaan KA Bandara Soekarno Hatta ini diharapkan mampu menarik minat masyarakat untuk berkendara trasportasi umum dan ke depan terjadi pengalihan sebagian pemerjalan berbasis jalan raya ke pemerjalan berbasis jalan rel pada koridor Jakarta-Bandara.

Di sisi lain, keberadaan KA Bandara ini diharapkan mampu menambah alternatif berkendara transportasi umum bagi masyarakat dan memperbaiki akses Bandara terbesar di Indoenesia ini.

"Pengalaman membuktikan bahwa pengoperasi KA Bandara Kualanamu ternyata mampu memperbaiki rating Bandara Kulanamu terkait aksesibilitas," tambah Heru.

Dalam struktur proyek KA BSH ini, terdapat pembagian tugas antara induk perusahaan (PT KAI dan PT Angkasa Pura II) dan anak perusahaan (PT Railink).

Investasi sarana dilakukan oleh PT Railink dengan membeli electric multiple unit (EMU) atau Kereta Rel Listrik (KRL) baru dari Konsorsium Bombardier Transportation Swedia dan PT INKA sebanyak 10 trainset KRL (6 car per trainset).

Adapun kapasitas per trainset sebanyak 272 penumpang. Total pengadaan trainset tersebut memiliki nilai $70,407 juta dengan pendanaan melalui sindikasi perbankan (BRI,BNI, Mandiri, BCA) dan self financing PT Railink. Lama produksi sarana oleh Konsorsium Bombardier dan INKA selama 16 bulan ssjak dibuka LC.

"Dengan 10 trainset yang dimiliki oleh PT Railink, mampu mengoperasikan paling tidak 124 KA per hari dengan headway setiap 15 menit sekali dan waktu tempuh Mamggarai-Bandara Soetta dengan total daya angkut 33.728 tempat duduk per hari," ucap Heru.

KA Bandara Soetta ini direncanakan peresmian pengoperasiannya oleh Presiden Jokowi yang di antara 1-4 Desember 2017 sambil menunggu arahan dari Kementerian BUMN.

Pada tahap awal pengoperasian hingga 31 Desember 2017, diberlakukan tarif promosi antara Rp 20.000 sd Rp. 30.000. Sedangkan mulai tanggal 1 Januari 2018 bisa diterapkan tarif normal Rp 100.000.

Perlu diketahui, jarak tempuh yang dilayani KA BSH antara Manggarai sampai Bandara Soetta sepanjang 36,3 km dgn rincian, jalur eksisting (Manggari-Batuceper) sepanjang 24,2 km dan track baru (Batuceper-Bandara Soetta) sepanjang 12,1 km. (Yas)

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:

 

Saat Menteri Rini Jajal Kereta Bandara Soetta

Sebelumnya Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Rini Soemarno mencoba kereta api (KA) Bandara Soekarno-Hatta untuk pertama kalinya, dengan rute Stasiun Bandara menuju Stasiun Sudirman Baru, Jakarta.

Tak hanya naik, dalam uji coba ini Rini juga mengikuti alur saat seseorang hendak naik kereta api. Mulai dari pembelian tiket di Stasiun KA Bandara, duduk di seat sesuai nomor pesanan, hingga akhirnya keluar dari gerbang kedatangan di Stasiun Sudirman Baru.

"Ini pembelian tiket pertama, menggunakan kartu debet perdana, yang langsung naik keretanya," kata Rini di dalam kereta bandara, Selasa 28 November 2017.

Selama perjalanan, Rini juga meninjau fasilitas yang ada dalam kereta bandara, dari gerbong 1 hingga 6. Dalam satu trainsett, terdapat 6 gerbong yang mampu menumpang 272 penumpang.

Menurut Rini, kehadiran kereta bandara menjadi pilihan bagi para calon penumpang Bandara Soekarno Hatta. Di sisi lain, kehadiran moda transportasi baru ini juga akan meningkatkan nilai tambah bagi Bandara Internasional Soekarno-Hatta.

"Dengan adanya kereta bandara ini, kita harapkan bisa menarik minat masyarakat untuk berkendara trasportasi umum dan ke depan terjadi pengalihan sebagian perjalanan berbasis jalan raya ke berbasis jalan rel dari Jakarta menuju ke Bandara, begitu juga sebaliknya," tambah dia.

Sepanjang perjalanan kereta bandara ini, tampak warga yang antusias melihat beroperasinya kendaraan ini berdiri di sepanjang rel kereta.

Masyarakat ada yang berswafoto, merekam video, melambaikan tangan, bahkan tak jarang masyarakat yang sedang bekerja di kebun dan sawah sepanjang jalur menghentikan aktivitasnya hanya untuk melihat kereta listrik ini berjalan.

Pengoperasian kereta bandara ini direncanakan akan diresmikan langsung oleh Presiden, antara tanggal 1-4 Desember 2017, usai mendapat arahan dari Kementerian BUMN.

Pada tahap awal pengoperasian hingga 31 Desember 2017, diberlakukan tarif promosi antara Rp 20 ribu sampai Rp 30 ribu. Sedangkan mulai 1 Januari 2018, akan berlaku tarif tarif normal sebesar Rp 100 ribu.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya