Jadi TKI 12 Tahun, Wanita Ini Sekolahkan Anak Sampai Sarjana

Terlilit utang Rp 95 juta membawa Asri Sunarti terbang ke luar negeri untuk menjadi TKI.

oleh Liputan6.com diperbarui 10 Des 2017, 19:30 WIB
Diterbitkan 10 Des 2017, 19:30 WIB
Jadi Orang Sukses Nggak Harus Miliki IPK tinggi
Ilustrasi sarjana. (via: hrreview.com)

Liputan6.com, Singapura - Terlilit utang Rp 95 juta membawa Asri Sunarti terbang ke luar negeri untuk menjadi Tenaga Kerja Indonesia (TKI) atau sekarang disebut Pekerja Migran Indonesia (PMI). Misinya saat itu mendapatkan penghasilan demi membayar utang.

Misi pertama menjadi TKI demi melunasi utang berhasil. Selain itu, penghasilannya sebagai TKI membuat wanita asal Boyolali, Jawa Tengah ini sukses menyekolahkan anaknya hingga sarjana.

"Anak saya yang pertama sudah sarjana, sekarang buka warung makan. Lalu, anak saya yang kedua bekerja menjadi pramugari," tutur Asri saat bertemu di Kedutaan Besar RI di Singapura ditulis Minggu (10/12/2017).

Tak cuma itu, profesi TKI yang digelutinya sejak 12 tahun lalu itu membuat keluarga hidup layak. Penghasilan sebagai TKI bisa membeli tiga sepeda motor, gerobak, dan renovasi rumah hingga Rp 100 juta. Itu semua berhasil diraihnya lewat kerja keras.

"Saya penghasilannya dulu 280 dolar Singapura dan sekarang 650 dolar Singapura, ya kadang ada honor dari majikan jadi sampai 800 dolar Singapura," katanya. "Nah kunci kesuksesan saya adalah saat dapat penghasilan, saya bagi dua. Kirim untuk keluarga dan ditabung," tuturnya lagi.

Kebiasaan menabung pun diajarkan kepada dua anaknya. Dulu setiap kali memberikan uang untuk kebutuhan sekolah anaknya, bila ada sisa Asri mengingatkan agar ditabung.

Enaknya Jadi TKI di Singapura

Asri merasa beruntung mendapatkan majikan baik hati selama delapan tahun terakhir. Bahkan majikannya yang dia sebut dengan 'madam' memberi dukungan moril menguatkan ketika dia ada permasalahan rumah tangga.

"Majikan saya selalu support. Disitu saya merasa senang," tutur Asri.Selain itu, dia juga betah menjadi TKI di Singapura karena penghasilan lebih layak.

Selain itu Undang-undang di Singapura membuatnya mendapat jaminan kesehatan yang dibayarkan oleh atasannya. "Ada asuransi saat kita sakit. Ya dapat fasilitas yang bagus, Alhamdulillah," tutup wanita yang juga aktif di kegiatan yang ada di KBRI Singapura ini. (Benedikta Desideria)

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya