UKM Papua Dapat Kucuran Modal dari BRI dan Freeport

Pengusaha kecil ini bisa mendapatkan pendampingan lain tidak hanya modal.

oleh Nurmayanti diperbarui 20 Des 2017, 17:45 WIB
Diterbitkan 20 Des 2017, 17:45 WIB
Ilustrasi bantuan modal UKM
Ilustrasi bantuan modal UKM. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Liputan6.com, Jakarta Keberadaan usaha kecil dan menengah di Indonesia terus digenjot, salah satunya di Papua. Yayasan Bina Utama Mandiri (YBUM) PT Freeport Indonesia (PTFI), Pemerintah Daerah Mimika Papua dan PT Bank Rakyat Indonesia (BRI) bekerjasama membantu warga setempat yang membangun usaha.

Terakhir, terkait pendirian Jamal Papua Mart di Kampung Utikini Baru, SP 12. Toko ini dimiliki warga setempat yakni Clara Magai dan Munadi. Keduanya mendapatkan bantuan permodalan untuk mengembangkan bisnis. Hingga kini total sudah berdiri 5 toko dari kerjasama ketiga pihak tersebut.

Rony Yawan, Perwakilan PTFI dari Departemen Community Economic Development (CED)  mengatakan, keberadaan Jamal Papua Mart menjadi bukti pemberian bantuan bagi pengusaha kecil di daerah ini.

"Peresmian ini hanyalah awal. Akan ada rintangan nantinya. Jadi, sekiranya apa yang sudah diberikan dapat dijaga dengan baik dan bisa menjadi contoh untuk masyarakat lokal yang lain untuk berusaha," ujar dia dalam keterangannya, Kamis (20/12/2017).

Rony berharap kemitraan yang dilakukan dengan pemerintah daerah maupun perbankan ini bisa terus berlanjut.

Pada peresmian yang berlangsung pekan lalu, turut hadir Kepala Badan Pemberdayaan Perempuan, Perlindungan Anak dan Keluarga Berencana (BP3KB) Kabupaten Mimika, Alice I Wanma, Kepala Dinas Koperasi dan Ekonomi Kreatif Cherly Lumenta, dan Kepala Bank BRI Cabang Mimika, Sukarno.

Pimpinan Bank Rakyat Indonesia (BRI) Kabupaten Mimika, Sukarno, mengatakan, pihaknya akan selalu mendukung dalam segi manajemen keuangan. Berdasarkan data, perkembangan usaha UMKM ini sangat baik dan omset yang awal hanya 3 juta sudah meningkat menjadi 30 juta.

"Dengan keadaan yang sudah dihasilkan, maka akan ada peningkatan dari segi ekonomi untuk masyarakat lokal," katanya.

Menurutnya, pengusaha kecil ini bisa mendapatkan pendampingan lain tidak hanya modal. Seperti pendampingan dalam pembinaan perubahan pola pikir untuk bisa tertib administrasi dan keuangan maka keberhasilan akan sangat besar.

 

Kepala BP3KB Kabupaten Mimika, Alice I Wanma mengaku salut dan berharap pemerintah daerah dan PTFI bisa terus mengembangkan dan memberdayakan perempuan-perempuan Kabupaten Mimika dalam hal perekonomian. Ia juga memberikan apresiasi terhadap suami dari Clara Magai sehingga bisa mandiri dan berhasil mendirikan Jamal Mart.

Sementara Kepala Dinas Koperasi dan Ekonomi Kreatif, Cherly Lumenta mengatakan, tanpa adanya dukungan dan juga kolaborasi antara pemerintah daerah, dan PTFI, maka akan sulit mengangkat perekonomian kerakyatan.  Diharapkan program ini bisa meningkatkan ekonomi masyarakat lokal sehingga dapat bersaing dengan pendatang di Kabupaten Mimika.

Pemilik Toko, Leni Clara Magai menyampaikan, seluruh warga Papua, khususnya orang asli Papua dan perempuan, untuk bisa berjuang dan berusaha, seperti dirinya, jangan hanya jalan ke sana ke sini tanpa tujuan jelas. Dengan berjuang dan berusaha maka orang asli Papua bisa maju di tanah Papua seperti masyarakat yang datang ke Kabupaten Mimika lainnya.

"Masyarakat Papua jangan hanya jadi penonton, tapi harus jadi penggerak,” katanya pada wartawan seusai persemian.

Munadi, penerima bantuan mengaku sudah sejak 2005 tinggal di Utikini Baru. Namun baru 2008 membuka usaha kecil-kecilan berupa warung di depan rumah pada 2008. Hasil usaha ini memberikan pendapatan yang lumayan, karena kios langka di daerah pemukimannya.

Ia juga menjelaskan nama Jamal ini merupakan sebuah penggabungan dari Jawa dan Damal yang merepresentasikan suku dirinya yang berasal dari Jawa dan istrinya yang berasal dari suku Damal.

Ia mengaku, dirinya baru mendapatkan penawaran untuk bisa mengembangkan usaha miliknya pada tahun 2010 dari YBUM, berupa pinjaman sebesar Rp 3 juta. Kemudian pada 2014 mendapatkan pinjaman sebesar Rp 15 juta dan terakhir pada tahun 2017, pihaknya mendapatkan kucuran dana sebesar Rp 50 juta.

"Pengembalian itu per bulan, saya bahagianya itu selain diberikan pinjaman. Kita juga diberikan pendampingan dan kunjungan ke orang-orang yang sudah sukses jadi kita bisa belajar," dia menjelaskan.

Tag Terkait

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya