Pengembangan Industri Kopi RI Butuh Dukungan SDM yang Andal

Saat ini, industri kopi lokal harus bersaing dan berebut pasar dengan merek-merek kedai kopi asing.

oleh Septian Deny diperbarui 14 Jan 2018, 14:40 WIB
Diterbitkan 14 Jan 2018, 14:40 WIB
Lebih Menjanjikan, Petani Kopi Bengkulu Gunakan Vietnam Stek
Pengolahan kopi petik merah yang dilakukan petani Bengkulu akan menghasilkan biji kopi jenis premium berkualitas tinggi (Liputan6.com/Yuliardi Hardjo)

Liputan6.com, Jakarta - Indonesia merupakan pasar yang menjanjikan bagi industri dan bisnis kopi. Namun, agar pasar tersebut bisa dimanfaatkan oleh pelaku industri kopi lokal, maka harus ada sumber daya manusia (SDM) yang handal di industri ini.

Pemilik sebuah akademi kopi berlabel First Crack Coffee Academy, Evani Jesslyn mengatakan secara potensi, kopi lokal sangat menjanjikan. Sedangkan secara pasar, Indonesia mempunyai jumlah penduduk yang besar dan tidak dimiliki negara lain.

"Jadi sayang sekali kalau potensi ini tidak garap apalagi sampai kopi lokal diklaim pihak asing," ujar dia dalam keterangan tertulis di Jakarta, Minggu (14/1/2018).

Selain itu, lanjut dia, ‎industri kopi di dalam negeri juga terus mengalami pertumbuhan. Hal ini ditandai dengan makin menjamurnya gerai kopi.

Meski demikian, industri kopi dalam negeri bukan tidak memiliki tantangan. Sebab industri kopi lokal harus bersaing dan berebut pasar dengan merek-merek kedai kopi asing.

Oleh sebab itu, menurut Evani, ‎edukasi di industri kopi sangat penting, terutama dalam hal pengemasan, marketing, dan branding secara tepat. Jika hal ini bisa terpenuhi, kopi nusantara bukan hanya bisa menguasai pasar di dalam negeri, tetapi juga berjaya di pasar internasional.

”Edukasi ini sangat mendasar dan fundamental. Percuma jika berbicara soal kopi tanpa disertai rasa memiliki dan pengetahuan secara konprehensif atas kopi,” kata dia.

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:

 

Akademi Kopi

Lebih Menjanjikan, Petani Kopi Bengkulu Gunakan Vietnam Stek
Kopi jenis vietnam stek yang dihasilkan petani kabupaten Kepahiang memiliki keunggulan tidak mengenal musim panen dan buah yang lebih banyak (Liputan6.com/Yuliardi Hardjo)

‎Hal ini yang menjadi dasar bagi Evani mendirikan sebuah akademi kopi berlabel First Crack Coffee Academy. Akademi ini merupakan satu-satu official partner Specialty Coffee Association (SCA), di mana SCA merupakan gabungan specialty Coffee Association of America (SCAA) dan Specialty Coffee Association of Europe (SCAE).

”Di sini, para pengajar membagikan modal coffee skills diploma, mulai introduction to coffee, green bean coffee, sensory, brewing dan barista kelas biginner, intermediate dan profesional. Dan, sejak diluncurkan November 2017, kelas sensory langsung penuh oleh pemula sampai coffee shop owner,” jelas dia.

Saat ini, kata Evani, pihaknya tengah mersiap untuk membuka gerai baru di kawasan SCBD, Jakarta Selatan. Pembukaan gerai baru itu bagian dari komitmen melahirkan 30 tenaga ahli kopi diploma dalam waktu satu tahun ke depan.

”Sejatinya, kami akan buka tiga gerai. Namun, yang sudah pasti Februari nanti berlokasi di jantung bisnis kawasan SCBD,” tandas dia.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya