Astra Agro Catatkan Produksi CPO 1,6 Juta Ton

PT Astra Agro Lestari Tbk akan fokus pada peningkatan produktivitas tanaman dan kapasitas olah pabrik kelapa sawit.

oleh Fitriana Monica Sari diperbarui 25 Jan 2018, 10:15 WIB
Diterbitkan 25 Jan 2018, 10:15 WIB
20160304-Kelapa Sawit-istock
Ilustrasi Kelapa Sawit (iStockphoto)

Liputan6.com, Malang - PT Astra Agro Lestari Tbk (AALI) kembali mencatatkan kinerja positif sepanjang 2017. Peningkatan kinerja operasional ini ditopang oleh program peningkatan produktivitas perusahaan yang berjalan dengan baik sehingga produksi TBS (tandan buah segar) maupun CPO (minyak sawit mentah) yang meningkat.

Hal ini dibuktikan dengan produksi CPO (crude palm oil atau minyak sawit mentah) yang semakin membaik, dari 1,544 juta ton pada 2016 menjadi 1,634 juta ton pada 2017.

Peningkatan produksi CPO ini disebabkan oleh peningkatan produktivitas dari kebun inti maupun kebun plasma, termasuk salah satunya adalah produksi dari petani mitra. Kondisi ini didukung juga oleh faktor cuaca yang cukup kondusif sepanjang 2017.

Produksi tandan buah segar (TBS) dari perkebunan inti dan plasma juga mengalami peningkatan dari 4,873 juta ton pada tahun 2016 menjadi 5,225 juta ton pada 2017. Industri kelapa sawit juga diuntungkan dengan peningkatan harga rata-rata CPO dari Rp 7.768 per kilogram pada tahun 2016 menjadi Rp 8.271 per kilogram.

"Sepanjang tahun ini, industri kelapa sawit menunjukkan kinerja yang positif, ke depan kami optimistis industri ini akan semakin berkembang," ujar Presiden Direktur PT Astra Agro Lestari Tbk, Santosa, Rabu (24/1/2018).

Berbagai keunggulan yang dimiliki Astra Agro misalnya dalam hal riset dan pengembangan harus dipertahankan sehingga dapat memiliki core competence dibandingkan perusahaan-perusahaan lain sejenis.

Dia menuturkan, PT Astra Agro Lestari Tbk terus melakukan serangkaian inovasi untuk menemukan model terbaik dalam mencapai tingkat produktivitas yang lebih tinggi.

Peningkatan produktivitas ini dilakukan dengan meneruskan program yang sudah berjalan seperti program mekanisasi dan otomasi, penelitian untuk pengembangan benih unggul, peremajaan tanaman (replanting) serta melanjutkan operasi industri hilir yang sudah berjalan.

"Astra Agro juga terus berinovasi melalui berbagai strategi yang inovatif lainnya, seperti pengembangan kerjasama dengan kebun masyarakat sekitar dan meningkatkan volume penjualan melalui pembelian CPO eksternal," ujar dia.

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:

 

Pengembangan Bisnis pada 2018

20151014- Ilustrasi Kelapa Sawit
Ilustrasi Kelapa Sawit

Rencana pengembangan bisnis Astra Agro akan berfokus pada peningkatan produktivitas tanaman serta peningkatan kapasitas olah pabrik kelapa sawit yang dimiliki.

Pada 2018 ini, perseroan akan menambah satu pabrik kelapa sawit (PKS) baru di area Kalimantan Selatan dengan kapasitas produksi sebesar 45 ton per jam, yang nantinya bisa ditingkatkan sampai dengan 60 ton per jam.

Pembangunan PKS baru ini ditujukan untuk mengolah hasil kebun inti baru yang akan masuk ke usia tanaman menghasilkan pada 2019 serta menangkap peluang peningkatan pasokan TBS dari perkebunan plasma maupun mandiri yang ada di sekitarnya.

Sementara pada 2017 lalu, Astra Agro telah meresmikan satu pabrik percampuran pupuk (NPK blending plant) yang berlokasi di Bumihardjo, Kalimantan. Kehadiran pabrik tersebut dimaksudkan untuk memenuhi kebutuhan perusahaan terhadap pupuk secara efektif dan efisien.

PT Astra Agro Lestari Tbk juga akan melakukan replanting pada beberapa kebun inti untuk menjaga produktivitas kebun sawit.

Selain itu, perseroan juga akan mengembangkan bisnis trading CPO. Diharapkan pola tersebut dapat meningkatkan kapasitas penjualan produk CPO, baik itu melalui program kemitraan dengan kebun rakyat maupun swadaya.

Selain dalam bidang perkebunan kelapa sawit, Astra Agro telah melakukan diversifikasi usaha pengembangan peternakan sapi dalam bentuk pembibitan (breeding) dan penggemukan (fattening).

Pengembangan peternakan sapi ini menangkap peluang dari pemerintah dalam program integrasi sawit sapi. Dalam jangka panjang, lini bisnis peternakan sapi ini diharapkan bisa menjadi salah satu unit usaha yang kompetitif.

 

Tingkatkan Program Kemitraan dengan Masyarakat

(Foto: Liputan6.com/Fitriana M)
Presiden Direktur PT Astra Agro Lestari Tbk Santosa (Foto: Liputan6.com/Fitriana M)

Selain itu, PT Astra Agro Lestari Tbk (AALI) juga fokus pada program kemitraan dengan masyarakat. Melalui program tersebut, perusahaan berupaya agar masyarakat sekitar turut merasakan secara langsung dampak positif kehadiran perusahaan serta tumbuh dan berkembang secara ekonomi.

"Melalui program kemitraan diharapkan dapat mendorong multiplier effect terhadap perekonomian dan kemajuan masyarakat yang berada di sekitar areal perkebunan," ujar Santosa.

PT Astra Agro Lestari Tbk telah mencatatkan total transaksi pembelian tandan buah segar dari Pola Perusahaan Inti Rakyat-Kredit Koperasi Primer untuk Anggota (PIR-KKPA), Pola Perusahaan Inti Rakyat–Perkebunan Plasma atau disebut PIR-BUN Plasma, IGA dan Swadaya sebesar Rp 6,29 triliun dengan total luas areal mencapai 178.380 ha.

Dari luasan tersebut terdiri dari 73.099 petani mitra. Selain pembelian kerja sama, juga dilakukan melalui regular coaching dan konseling kepada para petani.

Selain program peningkatan ekonomi, Grup Astra Agro juga berupaya berkontribusi ke masyarakat dalam bidang lain, yaitu bidang pendidikan, kesehatan, dan lingkungan.

Grup Astra Agro telah membangun dan mengelola sarana dan prasarana pendidikan seperti sekolah, perpustakaan, dan rumah pintar untuk mendukung program-program pendidikan tanah air.

Melalui Yayasan Astra Agro Lestari (YAAL), Astra Agro telah membangun 59 sekolah swasta yang berlokasi di perkebunan kelapa sawit serta bekerja sama memberikan pelatihan dan pendampingan kepada 194 sekolah milik pemerintah.

"Di bidang kesehatan, kami telah membangun poliklinik perkebunan dan Posyandu. Kami berupaya menyediakan Polibun dengan bangunan, fasilitas serta pelayanan kesehatan preventif, promotif, kuratif dan rehabilitative," ujar dia.

Untuk informasi, pada 2017, perseroan telah memiliki 31 Polibun dan 64 unit mobil ambulan untuk melayani pasien karyawan atau keluarga yang mendapat rujukan ke rumah sakit. Sumber daya manusia di poliklinik kebun didukung oleh tenaga medis profesional yang terdiri dari 29 dokter dibantu oleh 64 bidan dan 91 orang perawat.

Selain itu, perusahaan juga membina 780 unit Posyandu, yaitu 347 Posyandu internal dan 433 Posyandu eksternal, meliputi pembinaan kader, pemberian makanan tambahan, dan penyuluhan kesehatan.

"Pilar keempat adalah bidang lingkungan, komitmen kami adalah untuk memastikan tata kelola lingkungan dilaksanakan dengan baik di seluruh kebun. Salah satunya melalui program konservasi yang ditujukan untuk menjaga keanekaragaman hayati di areal-areal yang memiliki nilai konservasi tinggi," kata dia.

Hingga akhir 2017, PT Astra Agro Lestari Tbk telah memperoleh sebanyak 33 sertifikasi ISPO dan 1 sertifikasi Swadaya. Selain itu, sebanyak 15 anak perusahaan memperoleh penghargaan kategori Proper Hijau, sementara 13 anak perusahaan memperoleh penghargaan untuk kategori Proper Biru.

Penghargaan ini diberikan oleh Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) bagi perusahaan yang dinilai mampu menjalankan program pemberdayaan masyarakat yang berkelanjutan, pengelolaan sumber daya lingkungan yang baik serta efisiensi penggunaan sumber daya energi.

Berkontribusi terhadap pembangunan dan kesejahteraan bangsa, Astra Agro meletakkan empat pilar dalam mengelola tanggung jawab sosial perusahaan atau yang lebih dikenal dengan empat pilar CSR (Corporate Social Responsibility). Empat pilar tersebut yaitu pemberdayaan ekonomi masyarakat, pendidikan, kesehatan, serta konservasi lingkungan.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya