4 Pembangkit Listrik Tenaga Angin Beroperasi Tahun ini

Salah satu pembangkit tenaga angin pertama yang akan beroperasi, yakni Sidrap dengan kapasitas kontrak 70 Mega Watt.

oleh Pebrianto Eko Wicaksono diperbarui 26 Jan 2018, 09:50 WIB
Diterbitkan 26 Jan 2018, 09:50 WIB
Ilustrasi energi bersih dan terbarukan
Ilustrasi (iStock)

Liputan6.com, Jakarta Sebanyak empat Pembangkit Listrik Tenaga Bayu (PLTB) berskala besar, akan mulai mengalirkan pasokan listrik pada tahun ini.

Kepala Biro Komunikasi, Layanan informasi Publik dan Kerjasama, Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), Agung Pribadi mengatakan, ‎pembangkit tenaga angin pertama yang akan beroperasi, yakni Sidrap dengan kapasitas kontrak 70 Mega Watt. Pembangkit ini rencananya beroperasi awal 2018.

Usai uji coba interkoneksi dengan jaringan PT PLN pada minggu pertama Januari lalu, pembangkit yang berada di Desa Mattirosari dan Lainungan, Kecamatan Watangpulu, Kabupaten Sidenreng Rappang (Sidrap), Sulawesi Selatan ini menjadi pembangkit komersial skala besar pertama di Indonesia yang memanfaatkan energi angin.

"Selain pembangkit listrik tenaga angin Sidrap tahap 1 yang akan beroperasi penuh awal tahun ini, juga akan ada tiga lagi," kata Agung, di Jakarta, Jumat (26/1/2018).

Selain PLTB Sidrap I tersebut, tiga PLTB lain yang dijadwalkan yakni PLTB Sidrap tahap II, PLTB Jeneponto yang berada di Kabupaten Jeneponto, Sulawesi Selatan dan PLTB Tanah Laut yang berlokasi di Kecamatan Pelaihari, Kabupaten Tanah Laut, Provinsi Kalimantan Selatan.

"Ketiganya harganya sangat ekonomis. Artinya target EBT tercapai dan harga listrik murah untuk rakyat juga terwujud," ungkap Agung.

Seperti PLTB Sidrap tahap I, PLTB Sidrap tahap II dengan kapasitas 50 megawatt (MW) akan dibangun PT UPC Sidrap Bayu Energi. Harga jual listrik dari Pembangkit ini disepakati sesuai dengan Peraturan Menteri (Permen) ESDM Nomor 50 Tahun 2017 tentang Pemanfaatan Sumber Energi Terbarukan Untuk Penyediaan Tenaga Listrik.

Harganya nanti di bawah 85 persen dari Biaya Pokok Penyediaan Pembangkitan (BPP) Wilayah Sulawesi Selatan, Sulawesi Tenggara, dan Sulawesi Barat (Sulselrabar) yang sebesar 8,10 cent US$ per kilo Watt hour (kWh).

PT PLN (Persero) akan menyiapkan kajian teknis terkait implementasi PLTB Sidrap II terhadap sistem jaringan PLN.

Tonton Video Pilihan Ini:

 

Pembangkit Lain

Sementara itu, PLTB Jeneponto kapasitas 60 MW, dengan investasi sebesar US$ 150 juta ditargetkan akan beroperasi secara komersial (Commercial Operation Date/COD) pada 2018.

Dengan estimasi kecepatan angin sekitar 7,5 hingga 8 meter per detik (m/s), PLTB ini rata-rata akan memproduksi 198,6 Gigawatt hours (GWh) per tahun. Proyek ini sedikitnya menyerap 190 orang tenaga kerja.

Selain PLTB Sidrap II dan Jeneponto, PLTB Tanah Laut di Kalimantan Selatan juga akan melengkapi deretan PLTB yang akan beroperasi di Indonesia. Pengembang PLTB Tanah Laut adalah konsorsium Pace Energy pte. Ltd & PT Juvisk Tri Swarna.

Penandatanganan Letter of Intent (LoI) pembangkit ini disaksikan langsung Menteri ESDM Ignasius Jonan di sela-sela acara Renewable Energy Companies Commited to Climate, dalam rangkaian One Plannet Summit, di Kantor Pusat UNESCO, Paris, 11 Desember 2017 lalu.

PLTB Tanah Laut, dengan nilai investasi sebesar US$ 153 juta, ditargetkan COD pada 2021. PLTB ini akan dibangun dalam tiga tahap, dengan tahap I sebesar 70 MW, tahap II sebesar 20 MW dan tahap ketiga berkapasitas 60 MW.

Selain ketiga PLTB, pemerintah juga mendorong peningkatan pembangunan pembangkit listrik berbasis Energi Baru Terbarukan (EBT) dengan terus melakukan monitoring beberapa pembangkit. Contohnya, PLT Arus Laut Larantuka kapasitas 25 MW serta PLTS Terapung Cirata kapasitas 200 MWp.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya