Kemenhub Gelar Koordinasi Pelaksanaan Angkutan Udara Perintis

Kementerian Perhubungan (Kemenhub) menggelar Rapat Koordinasi I Angkutan Udara Perintis hari ini, Rabu (31/1/2018).

oleh Achmad Dwi Afriyadi diperbarui 31 Jan 2018, 11:41 WIB
Diterbitkan 31 Jan 2018, 11:41 WIB
20160222-Maret, Bandara Pondok Cabe Mulai Beroperasi-Tangerang
Petugas mengamati pesawat terbang yang terparkir di Bandara Pondok Cabe di Pamulang, Tangsel, Senin (22/2). Maret mendatang, maskapai Garuda Indonesia akan membuka penerbangan dari bandara milik PT Pertamina (persero) ini. (Liputan6.com/Immanuel Antonius)

Liputan6.com, Jakarta - Kementerian Perhubungan (Kemenhub) menggelar Rapat Koordinasi I Angkutan Udara Perintis hari ini, Rabu (31/1/2018). Rapat koordinasi ini untuk mengevaluasi pelaksanaan angkutan udara perintis tahun 2017 serta perencanaan angkutan perintis ke depannya.

Kepala Sub Bidang (Kasubdit) Angkutan Niaga Tidak Berjadwal dan Bukan Niaga, Direktorat Jenderal Perhubungan Udara Kemenhub, Ubaedillah mengatakan, ada sejumlah agenda dalam acara rapat koordinasi ini.

Pertama, Kemenhub akan mengevaluasi pelaksanaan angkutan udara perintis di tahun 2017. Adapun angkutan udara perintis yang dimaksud yakni, angkutan perintis penumpang maupun Program Jembatan Udara yang didalamnya terdiri angkutan udara perintis kargo maupun subsidi angkutan udara kargo.

Kedua, melakukan pengecekan pelaksanaan angkutan udara perintis di tahun 2018. "Ketiga usulan kegiatan udara perintis, baik untuk 2019 sekaligus 2020," kata dia dalam sambutannya di Bali, Rabu (31/1/2018).

Dia menambahkan, perencanaan tersebut dilakukan lebih awal dengan harapan pelaksanaan angkutan perintis ke depannya lebih baik.

Dalam rapat koordinasi ini, Kemenhub tidak hanya mengundang para pemangku kepentingan yang berkaitan dengan perhubungan. Namun, juga pemangku kepentingan di sektor lain.

"Peserta yang kami undang selain Kuasa Pengguna Anggaran (KPA), itu ada kepala dinas tidak hanya perhubungan. Untuk tahun ini kita undang Kemendag maupun Kepala Dinas Perindustrian Perdagangan yang ada di daerah. Karena mulai tahun 2017 ada Program Jembatan Udara di mana sangat dibutuhkan keterlibatan Pemda," ungkapnya.

Selain itu, pihaknya juga mengundang operator untuk dimintai masukan terkait angkutan udara perintis tersebut. "Kemudian selain itu, ada operator yang kami harapkan menyampaikan masukan," ujarnya.

Sebagai tambahan, di tahun 2017 terdapat 188 rute angkutan perintis penumpang. Kemudian, terdapat 12 rute angkutan perintis kargo serta 1 rute untuk subsidi angkutan udara kargo.

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya